Minggu, 27 September 2015

Kesempatan Menghadiri Wisuda di Politeknik Negeri Bandung



Hari Sabtu kemaren tanggal 26 September 2015 saya diundang oleh pihak institusi dimana anak saya selama beberapa tahun menimba ilmu.  Anak  ketiga dari empat bersaudara yang  merupakan anak ke dua dari yang paling bontot  tersebut  akan diwisuda.  Karena jaraknya yang sangat jauh dari yang paling akhir maka saya merasakan bahwa anak perempuanku ini   terkesan berperilaku sebagai anak bungsu saja, agak manja dan butuh perhatian khusus dari orang tuanya... Setidaknya itu menurut saya pribadi saja sebagai orang tuanya walaupun di kampusnya  ternyata ia cukup mandiri dan aktif, terbukti ia pernah mengikuti beberapa aktifitas non kurikuler yang disodorkan pihak kampus yang bersifat sukarela, hanya mengedepankan sebagai ajang menimba pengalaman di laboratorium uji bisnis yang tentu saja berhubungan dengan jurusan yang dia ambil, disamping itu  ia juga berkesempatan ikut berperan dalam beberapa kegiatan non kurikuler lainnya yang disediakan oleh kampus. Menghadiri acara  wisuda di kampusnya yang mentereng dan luas setidaknya untuk seukuran saya yang notabene berasal dari daerah tentu saja merupakan pengalaman baru setelah menghadiri dua wisuda kakak-kakaknya  sebelumnya yang menimba ilmu di institusi pendidikan tinggi yang berbeda. 

Jauh sebelum berdirinya Politeknik  Negeri Bandung, Lokasi ini sebenarnya cukup akrab dijelajahi bersama sepeda motor ketika saya remaja dulu sekitar tahun 1970an sampai tahun 1985, karena dulu bersama orang tua tinggal di Cimahi dan daerah ini diliputi oleh jalan Kabupaten dan Desa tidak terlalu lebar yang merupakan jalan pintas untuk menghubungkan Cimahi dan sekitarnya dengan Jl Setiabudi Bandung dan Lembang sekitarnya. Saat ini saya kembali hadir di daerah ini bersama 1500an lebih keluarga wisudawan lainnya sehingga dengan 1500 kendaraan yang masuk dan keluar dari dan ke wilayah ini dalam waktu yang bersamaan belum lagi ditambah dengan kendaraan lainnya yang melintas dapat dibayangkan laju kendaraan akan stagnan kalau saja aparat keamanan tidak sigap dan sabar mengatasi situasi. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan terkendali. 

Wisuda dalam pengamatan saya pribadi berkesan  sangat sakral, melepas segala kegiatan ketat yang rutin diwajibkan bagi setiap mahasiswa disamping itu momen ini sekaligus mengharukan selain yang tertangkap secara umum tidak terlepas dari nuansa hiruk pikuk kegembiraan yang terpancar dari wajah masing-masing wisudawan. Sebagai ajang selamat tinggal dalam nuansa kemahasiswaan dan problemanya yang tentu saja sarat suka dibanding dukanya. Wisuda dapat dikatakan  sebagai ambang batas antara beberapa tahun menimba ilmu mencurahkan segenap perhatian dan disiplin yang harus digelutinya dengan dunia pekerjaan yang akan disambanginya kelak yang tentu saja menuntut situasi dan kondisi yang barangkali sangat berbeda.

Setelah menempatkan kendaraan diantara ratusan kendaraan lainnya di salah satu pelataran kampus yang  diatur secara tertib  oleh beberapa mahasiswa berjaket biru, saya dengan anggota keluarga bergegas menuju pendopo,  suasana begitu hiruk-pikuk saking banyaknya orang-orang yang berpakaian rapi dan resmi berjalan serempak ke satu arah yang sama. Di sepanjang jalan menuju pendopo berjajar pedagang dadakan yang menjajakan kuntum-kuntum bunga mawar yang cantik serta buket-buket rangkaian bunga yang dikemas indah, juga disediakan segala keperluan lainnya. Bangunan pendopo yang luas merupakan tempat berlangsungnya acara sakral tersebut bagi semua wisudawan dari berbagai jurusan.  

Gadget istri saya tiba-tiba saja berdering dari salah seorang yang tidak dikenal mengirimkan pesan yang belakangan diketahui berasal dari salah satu panitia wisuda yang anggotanya berasal dari Mahasiswa Baru (Maba), salah satu panitia  yang dipercaya mengatur segala aktifitas yang berhubungan dengan acara seremonial sakral tersebut. Ia menanyakan tentang posisi dan warna pakaian yang dikenakan istri saya dan berharap agar menunggu saja ditempat dimana saya berada sebelum mereka sampai menemui saya. Tidak berapa lama kemudian, beberapa mahasiswi berjaket biru menyapa dengan sopan bahwa ia yang akan mengantarkannya  sampai ke gerbang pendopo dan memberikan informasi secukupnya bila diperlukan, ia menghubungkan dengan  panitia seksi konsumsi dan menerangkan tentang lokasi toilet. Belakangan yang saya ketahui bahwa panitia yang berasal dari Maba tersebut memang memperlakukan hal yang sama dengan undangan lainnya. 

Di dalam pendopo, beberapa mahasiswi berjaket biru berjajar sampai ke ujung ruangan masing-masing mengacungkan selembar kertas tebal bertuliskan salah satu jurusan ilmu, di depannya berjejer kebelakang kursi-kursi tamu yang sebagian sudah terisi yang khusus disediakan untuk seluruh  undangan agar dapat duduk beristirahat dengan santai.  Dihadapan kami yang sudah dalam posisi duduk menunggu acara dumilai, berdiri layar lebar yang disediakan khusus untuk menayangkan acara pelepasan wisudawan oleh Direktur Polban dan Ketua jurusan masing-masing.

Selepas acara sakral tersebut para wisudawan mengikuti acara santai di kampus jurusannya masing-masing, derai tawa dan canda bergemuruh di luar ruangan, tangkai-tangkai bunga mawar yang dikemas cantik, beberapa rangkaian aneka bunga yang disusun berseni  dalam buketnya, boneka-boneka lucu dan benda-benda souvenir saling berpindah tangan mewarnai acara hura-hura, mereka saling memberi dan menerima dan kami para orangtua wisudawan oleh  Maba diarahkan untuk mengikuti acara yang disediakan oleh jurusannya masing-masing untuk mengikuti arahan Ketua jurusan dan menampung serta memberikan jawaban dari orang tua mahasiswa yang bertanya diseputar kegiatan akademis dan masa depan wisudawan.

Saya cukup mengamati  arahan Ketua jurusan dan beberapa pertanyaan Orang tua wisudawan serta  mencermati jawabannya.  Arahan Ketua jurusan sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur Politeknik Negeri Bandung  mengucapkan selamat kepada wisudawan dan orang tuanya yang telah mengantarkan anaknya menyelesaikan ilmu yang diraihnya bahwa harapannya, para wisudawan sebagaimana alumni POLBAN lainnya mampu mengembangkan profesionalismenya masing-masing dan siap berkarya dengan orientasi mutu dan disiplin yang tinggi serta dapat bersaing secara global. Acara dilanjut dengan diskusi antara orang tua wisudawan dan ketua jurusan yang berlangsung santai,  pada intinya mereka menanyakan tentang masa depan wisudawan baik dari sisi pengembangan akademik maupun  bidang pekerjaan yang dapat diambil sebagai upaya merintis karir, tentang perbedaan persepsi dari perusahaan, industri maupun institusi pemerintahan dalam memandang lulusan perguruan tinggi berorientasi ilmu terapan yang selama ini dikembangkan berikut solusinya, bahwa sejak beberapa lama Institusi pendidikan tersebut telah mengembangkan “Job Fair” semacam sarana yang menjembatani antara lulusan dengan kesempatan pekerjaan yang dibutuhkan oleh beberapa  perusahaan, industri maupun institusi pemerintahan  yang dapat mereka akses.  Job Fair pengertiannya semacam sarana yang menghubungkan masyarakat pencari kerja yang  menghubungkan dengan kesempatan kerja , dalam pengertian umum masyarakat menyebutnya sebagai Bursa Tenaga Kerja.

Saat ini banyak bertebaran Institusi pendidikan tinggi yang berdiri bagai menjamur di musim penghujan disertai dengan orientasi unggulannya masing-masing dan kemudahan yang di tawarkannya, ada diantaranya yang mengalami disorientasi terseret mengarah kepada komersialisme pendidikan tinggi tetapi tidak sedikit yang masih kukuh memegang idealisme sebagai institusi pendidikan yang bertujuan menjawab tantangan jaman tanpa embel-embel. Semoga POLBAN tetap memegang teguh idealisme yang selama ini dirawatnya tersebut sehingga tetap menjadi harapan bagi pelajar daerah yang ingin meneruskan pendidikan ke jenjang  yang lebih tinggi. Amin.


Selamat kepada anak saya yang telah berhasil menggapai cita-citanya.