Nak, Lelaki itu bisa saja kau anggap sejenis curut
Kau menunggunya hingga larut
Dan yang kau dapatkan hanya cemberut
Ingin rasanya muntah ketika ia hanya pandai bersungut
Nak, Lelaki memang makhluk berabe
Kau menyediakan segalanya hingga rasanya tulangmu linu dan cape
Pekerjaan rumahmu dianggapnya hal sepele
Dan kau luput dari pantauannya ketika pagi pergi dan petang baru nyampe
Lelaki itu kasar dan kadang hilang ingatan
Hingga lupa segalanya dan perhatiannya hanya cukup di penantian
Tetapi ia memang harus selalu memikirkan semuanya bukan saja kau sebagai belahan jiwa
Keringat dan pikirannya tersita agar bahtera berjalan sewajarnya
Jikau kau tau mentari indah dipandang ketika ia terbit
garang ketika terik menerpa tanpa payung menemani
Dan senja merona itu semburat lembayungnya menyemarakan dunia
Tetapi ketika senja pelan meninggalkanmu gelap tersisa sepi kadang membuat takut di dada
Nak, Siang dan malam layaknya sebuah orkestra ia hadir melengkapi kehidupan
Muncul dan tenggelam karena ia harus berjalan karenaNya
tidak perlu kau sesali, jika semuanya karena Cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda