Foto di amabil dari gambar yang berserakan di Google
Beberapa waktu yang
lalu sempat saya menyukai film tentang Mafia
ala film Itali seperti The Unthouchables
kisah Al
Capone yang diangkat dari kejadian nyata, namun ternyata
banyak film yang menceritakan tentang kegiatan yang mempunyai tujuan khusus,
berhubungan dan beroperasi di wilayah kejahatan yang terorganisisir (organized
crime), bersifat rahasia demi kekuasaan dan materi, di pimpin oleh tokoh yang
terkenal keji, bengis tanpa mengenal ampun.
Kegiatan kelompok rahasia,
terorganisir sering berhubungan dengan
kegiatan ilegal seperti peredaran narkotika
dan obat-obatan terlarang (drug crime) atau di Indonesia disebut Narkoba,
organisasi terorganisir yang terlibat dalam kegiatan perampokan, pemerasan dan pengancaman
dengan kekerasan sampai ketingkat pembunuhan, tidak jarang pula sebagai bentuk
usaha untuk mencapai tujuan khusus agar suasana menjadi kacau (chaos) sehingga
keamanan dan kenyamanan masyarakat terganggu.
Maka kisah-kisah
kelompok terorganisir ini marak di filmkan sebagai organisasi yang memang ada
dan bergelut di dunia kriminal seperti :
Mafia atau Mafiusu, organisasi
yang anggotanya di khususkan dari keturunan yang berasal dari pulau sisilia, Italia. Organisasi yang mencari
keuntungan sebesar-besarnya dengan tidak mengindahkan tata aturan masyarakat
yang lain.
Triad, jejaring
ilegal yang operasi kejahatannya mewabah di daratan Asia, Eropa dan Amerika
Serikat. Kelompok yang kemudian jadi organisasi kriminal tersebut lahir di
Fujian China, tahun 1674, ketika negeri tersebut dikuasai bangsa Manchu.
Organisasi kejahatan raksasa yang bercokol di hampir seluruh penjuru dunia ini
bergerak di bidang perdagangan obat bius, pencucian uang, judi ilegal,
prostitusi, pencurian mobil, dan jenis kejahatan lain-nya. Sumber pendapatan utama
mereka berasal dari pemalsuan property intelektual, seperti software komputer,
CD musik, dan VCD/DVD film. Termasuk juga perdagangan tembakau.
Yakuza, Kerakusan melahap sains dan teknologi dari Barat memang
menyebabkan Jepang menjadi negara industri raksasa pertama di Asia, sedangkan
pengaruh politik yang diserapnya dari Prusia Jerman, menyebabkannya menjadi
imperialisme fasis yang menyengsarakan rakyat di kawasan Pasifik selama Perang
Dunia II. Samurai berpedang pun berubah jadi Yakuza bersenjata api canggih.
Industri kejahatan Yakuza pun mendunia dan anggotanya yang ratusan ribu
tersebar di seluruh Jepang. Kelompok yang paling ditakuti adalah Yamaguchi
Gumi, selain itu ada enam kelompok lain yakni, Inagawa Kai, Sumiyopshi Kai,
Aizu Kotetsu, Goda Ikka, Kudo Rengo Kusano Kai dan Kyosei Kai.
Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang ex-militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun). Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963 – saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang – atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai Godfather-nya Yakuza.
Organisasi kriminal
lahir diberbagai negara dengan kegiatan kejahatan yang hampir mirip, melawan
hukum mempunyai tujuan-tujuan tertentu dimana kejahatannya bersifat
terorganisir mempunyai spesialisasi sendiri dalam melaksanakan tugasnya.
Maka jangan heran
apabila peredaran narkoba dan miras, pelacuran, traficking, perjudian, perampokan,
pemerasan dengan tindak kekerasan, perdagangan barang ilegal dan kegiatan ilegal lainnya sering erat kaitannya
dengan kelompok terorganisir yang bersifat rahasia dengan tujuan kekuasaan dan
menarik untung sebanyak-banyaknya.
Lalu orang menghubungkan
antara organisasi ilegal yang sarat maksiat demi keuntungan kekuasaan dan
materi dengan FPI sehingga patut di
musnahkan di bumi nusantara, coba periksa, kaji dan bandingkan dengan ciri-ciri
organisasi kejahatan tersebut diatas. FPI jelas merupakan organisasi legal,
bertujuan menekan penyebarluasan kegiatan maksiat dan demoralisasi di bumi Nusantara.
Kalau ada kekurangan sehubungan dengan tindakan FPI selama ini, sebagai warga
biasa saya menganggapnya sebagai hal yang wajar karena bersentuhan dengan
kelompok keras pula, maka kritik membangun memang diperlukan untuk memperbaiki
kekurangan yang ada.
Saya jadi kebagian
mikir karena terbiasa berhubungan dengan kisah fiksi bergenre melow dan mendayu-dayu sekalinya berurusan dengan organisasi kejahatan yang terorganisir jadi ngeblank....terus kepikiran....memang aneh...
Bahan tulisan sebagian
disarikan dari : http://www.anehdidunia.com/2013/07/organisasi-kejahatan-super-kejam-di-bumi.html