Kebetulan saya kenal lelaki itu sejak dahulu, ketika orang
lain sebayanya berebutan dan sibuk ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan
pegawai BUMN, ia malah mempunyai rencana yang amat kuat untuk menjadi interpreneur
sejati. Entahlah apa yang melatarbelakangi cita-citanya itu, yang jelas referensi
tentang wirausaha itu sudah banyak bahkan sejak jaman dahulukala ketika ditemukannya
kiat-kiat wira usaha sesuai per jenis produksi, ia malah hanya mengandalkan pengetahuan
yang di dapatnya secara langsung dari bisnis orang tuanya paling tidak ia
ingin menjalankan bisnis sesuai dengan keyakinannya. Jika tidak kesampaian pun tidak
apa-apa ia menjadi peternak saja di areal lahan yang cukup luas milik orang
tuanya, dapat dibayangkan betapa ternak-ternaknya bebas sesuka hati bermain di arealnya
dan makan sekenyangnya.
Saya tidak merasa heran ketika ia mulai membangun toko sederhana
yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat sampai ke kebutuhan lainnya yang
memang mutlak harus tersedia di rumah-rumah setiap keluarga. Mulai dari beras
sampai sapu dari kecap sampai aneka panganan jadi yang dititipkan oleh industri
kecil makanan rumahan yang ia seleksi terlebih dahulu, bahkan kerap ia memberi
bimbingan perihal higiene dan sanitasi pengolahannya sampai ke estetika penyajian
dan citarasanya yang unik, maka usahanya semakin lama semakin berkembang saja seiring
bisnisnya mendapat kepercayaan dari pihak perbankan dan industri produksi
kebutuhan rumah tangga yang dimasukan ke tokonya. Akhirnya ternyata usahanya memang berkembang
pesat menjadi toko swalayan serba ada yang berdiri tiga lantai di tempat strategis dimana langganannya
berlalu lalang berkunjung untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya masing-masing sampai kepada orang-orang yang hanya sekedar berekreasi
kuliner untuk sekedar menyantap makanan olahan yang belakangan tersedia di
tokonya. Disamping itu, ia menjalin hubungan bisnis dengan pengusaha lokal
sampai pengusaha yang berlabel waralaba.
jika mengamati jumlah Karyawan tetapnya paling sedikit tokonya
merekrut 30 tenaga kerja laki-laki maupun perempuan muda yang terbagi atas dua
shift kerja dengan upah di atas UMR lokal.
Semakin tokonya berkembang dengan banyaknya karyawan muda
yang segar lagi cantik dan tampan. Isterinya yang memang cukup cakap berbisnis
karena memang sama-sama membangun usahanya dari sejak kecil sampai menjadi
besar, maka iapun mulai mengambil alih kepenguasaan tokonya. Kondisi ini semakin
memberikan kelonggaran kepada lelaki tersebut untuk berpikir secara cerdas, mengambil peluang untuk memanfaatkan waktu luang, sumber daya dan kepercayaan
pihak-pihak yang berhubungan dengan bisnisnya untuk menambah lagi jumlah usahanya.
Selisih beberapa waktu kemudian seiring waktu, keberhasilan
bisnisnya pun semakin bertambah. Di beberapa tempat strategis lainnya telah berdiri
toko swalayan miliknya dari dua, tiga sampai akhirnya memiliki empat perusahaaan
swalayan yang tidak kalah ramainya dibandingkan dengan usaha-usaha sejenis yang
ada di kotanya, tentu saja berikut mengangkat seorang manajer piawai yang telah
diseleksi secara ketat sesuai dengan kriterianya sehingga dapat mengelola
bisnisnya dengan cekatan sekaligus juga merangkap sebagai pemiliknya, bagaimana
tidak karena managernya adalah isteri-isterinya yang aduhai, baik di tempat
kerja maupun dalam mengurus rumah tangga. Sedangkan lelaki tersebut selain
bertindak untuk dan atas nama kepala keluarga juga layaknya berfungsi sebagai
komisaris dari ke empat perusahaanya yang bertugas mengawasi, mengevaluasi
jalannya usaha dan memberi saran perbaikan secara rutin dalam jadwal yang sudah
disepati bersama dan fungsi lain layaknya komisaris merangkap sebagai kepala
keluarga.
Saat ini memang banyak berdiri berbagai macam toko serba ada
yang ber label ....Mart bertebaran dibeberapa kota sampai merambah ke desa dengan
manajemen terkoordinasi, terintegrasi dari hulu sampai hilir. Secara hanya
berpikir sederhana saja sebenarnya ia merasa
khwawatir tentang perkembangan bisnis usaha swalayan yang menjamur tersebut, karena
hal itu hanya menciptakan segelintir pengusaha konglomerat saja yang sueper
kaya tanpa memberi peluang kepada yang lainnya, sedang apabila menerapkan kiat
bisnisnya setidaknya ia telah berhasil mencetak 4 manajer sekaligus pemilik
perusahaan dengan sedikitnya memberi peluang kerja kepada 120 karyawan ditambah memberikan kesempatan untuk pekerja
bisnis beberapa pengusaha industri rumahan lokal mulai dari telur ayam kampung,
ayam ras dan telur asin, olahan berbagai
ikan dari ikan asap, goreng belut sampai olahan baby fish ( ikan kecil yang di
goreng) belum lagi pangan olahan lainnnya seperti berbagai macam getuk dari
berbagai bahan dasar, kue lapis sampai nasi kuning campur dadar telor dan
irisan tempe yang dikemas cantik, disamping itu tentu saja membangun kerjasama
dengan pengusaha lokal yang memanfaatkan lahan longgar di areal bisnisnya, maka
susah sekali menebak berapa usaha industri rumahan yang bersama-sama terlibat
langsung maupun tidak langsung dengan bisnisnya.
Jadi Ia sebenarnya sependapat dengan beberapa kepala daerah
dan kota yang menerapkan peraturan untuk membatasi pengusaha toko serba ada
intergrated dari hulu sampai hilir yang merambah beberapa kabupaten, kota sampai
ke pelosok desa yang secara bisnis tentu saja dapat mematikan pengusaha lokal.
Bayangkan saja jika ada seratus pengusaha saja seperti lelaki tersebut maka dengan
mudah dapat dihitung berapa manager piawai yang merangkap sebagai pemilik
perusahaan termasuk jumlah karyawan yang direkrut berikut industri kecil
pengolahan makanan khas daerah yang dapat ditampung hasil produksinya, belum
lagi jika dalam cakupan propinsi ahh terlalu jauh menghayal, tetapi kenapa
tidak.
Lalu timbul pertanyaan dalam benak saya sendiri sudah seberapa
jauh upaya bisnis yang sudah dirintis oleh saya pribadi?
Maka sambil celingak-celinguk takut diketahui oleh seisi
keluarga, sesungguhnya saya merasa cukup bahagia ketika sudah diberi kesempatan
untuk dapat duduk sendirian dari beberapa menit sampai hitungan jam bermeditasi
di ruang khusus di rumah saya pribadi, di depan komputer pribadi juga hanya untuk
secara leluasa dapat berpikir dan berkhayal sehingga dapat menulis beberapa
esay dan cerita pendek maupun cerbung sekalipun yang sangat sederhana. Kegiatan
ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu sampai dengan saat ini
dengan tanpa mendapatkan gangguan maupun rongrongan dari pihak manapun juga, sekaligus
mohon dimengerti oleh seisi keluarga bahwa kegiatan ini tanpa mendapatkan imbalan
apapun apalagi keuntungan finansial daripadanya, cukup hanya sekedar mendapatkan
kepuasan batin dapat menyalurkan hobi dan uneg-uneg saya yang tertinggal
didalam kepala untuk segera di tuangkan dalam format microsoft Word yang disimpan
dalam file di komputerku atau di publish melalui media sosial dan blog pribadi,
sedangkan dibidang lain tentu saja tugas dan fungsi sebagai kepala keluarga
juga harus terpenuhi. hahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda