Sebuah fenomena yang nampak
wajar bilamana masyarakat memandang secara berlebih terhadap remaja yang
berpenampilan cantik atau tampan, masalahnya
peran utama di beberapa sinetron serta telenovela pun banyak berhias artis dan aktor berpenampilan demikian,
apalagi jika melirik wajah artis dan aktor di dalam film atau video lagu hit
baik itu beraliran Hollywood sampai
Bollywood. Artis dan aktor berwajah cantik dan tampan berpenampilan
seksi bukan saja merambah dunia bioskop
atau layar kaca, bahkan cinema yang bisa
di donwnload di situs yang menyajikan
tayangan film berbayar bahkan di Youtube
sekalipun banyak dijumpai model yang berpenampilan demikian.
Kalau artis atau aktor keren
sepertinya sudah tidak asing lagi, layaknya sudah merupakan hukum dagang saja,
barang bagus banyak peminatnya apalagi memang berbakat di bidang seni peran dan
seni penampilan. Tetapi akhir-akhir ini justru muncul fenomena baru, remaja
berseragam pun ramai menjadi bidikan penggemarnya. Sudah tampak keren
cantik pula, berkulit putih mulus,
berhidung mancung serta matanya yang berbinar ceria memikat bagai magnet,
bertubuh langsing, tinggi semampai seperti moge (motor gede) berstang tinggi (kata bung Indro Warkop),
pokoknya mah kutilang lah (kurus, tinggi, langsing) demikian banyak orang
bilang, siapapun yang melirik pasti terpesona.
Di era Internet dan jejaring
sosial sekarang ini, banyak diberitakan
bahkan menjadi trending topics di media sosial mengenai beberapa penampakan
gadis dan perjaka cantik dan tampan,
tubuh berbalut pakaian ketat dilengkapi atribut aparat negara melekat
erat di pakaian seragamnya, seperti
halnya Polwan, kowad atau polisi pamong praja, pegawai negeri serta
aparat negara lainnya yang berpenampilan aduhai pun saat ini sedang menjadi trend menghiasi media
sosial dilengkapi kicauan ribuan pengamat dan penggemar menyemarakan pamor
aparat negara berpenampilan cantik maupun berwajah tampan yang wah tersebut.
Tentu saja fenomena ini hanya
ramai di dunia maya belaka, mudah-mudahan pada kenyataannya rekrutmen pegawai
dari berbagai instansi negara dan perusahaan
swasta tetap mengedepankan standar kecakapan dan profesionalisme tanpa
melulu mensyaratkan penampilan...
“Lhoo tentu saja hal ini
bersifat rasis” begitulah yang di ungkapkan oleh salah satu dari sekian
banyak keponakan saya ber inisial IWN yang masih hangat sehangat keluar dari oven
wisuda universitas, Ia ngedumel mengulas rekrutmen pegawai tanpa saya mengerti
maksudnya.
“Bukan saja hanya menjungjung tinggi
penampilan fisik tetapi juga melecehkan lembaga pendidikan dan pelatihan,
sementara yang lainnya berjibaku menuntut ilmu dan keterampilan untuk meraih
pekerjaan yang di idamkan, sebagian lagi malah lolos mulus bagai jalan tol
hanya bermodalkan kondisi fisik, dimana letak keadilannya. Lho wong saya yang
ber penampilan pas-pasan kapan diterimanya di instansi yang di cita-citakan.”
Demikian pendapat IWN keponakan saya yang rada blak-blakan itu.
Tetapi jika keduanya melekat
erat dalam sosoknya kenapa tidak, tokh tentunya akan menuai nilai plus bagi
instansi ybs, ujar saya menutup
pembicaraan sebelum menghabiskan sepiring camilan serta dua gelas kopi yang
disantap sepanjang diskusi ringan tersebut berlangsung.
Fenomena karyawan atau aparat
berpenampilan aduhai yang sedang marak baru-baru ini mudah-mudahan hanya
sebatas meramaikan suasana, bahan ngerumpi menarik ketika berkumpul ria bersama
kawan atau malah lebih parah lagi, sudah mendarah daging di sebagian
masyarakat pemuja keindahan tanpa
syarat, nah ini kan yang berabe.
Jaman Dulu ketika sedang
kumpul-kumpul bersama kawan, berdiskusi ringan seputar penampilan yang wah
perihal kecantikan dan ketampanan, baik itu hanya sekedar bernostalgia karena
menpunyai sejarah kelam ketika di tolak oleh sang pacar yang cantik idamannya
atau mungkin mengumpat terhadap
penampilan diri yang kondisinya malah pas-pasan bahkan tekor, selalu saja di
akhir diskusi akan muncul ungkapan menghibur bahwa kecantikan dan ketampanan
pada dasarnya hanya terbatas sedalam
lapisan kulit bahkan tidak sampai menembus kedalam hati dan otak. Maka semua
yang berkumpul disitu akan tertawa lepas, bebas, seolah ada alibi kesunyataan
yang membelanya atau malah sedang mentertawakan nasib diri mereka sendiri,
entahlah hanya merekalah yang tau dan
jujur menjawabnya.
Jaman telah berubah, saat ini
tidak saja kecantikan wajah hanya terbatas sedalam kulit belaka tetapi telah
merambah kedalam struktur tulang yang menyangga daging, organ penting serta
lapisan kulit, maka operasi bedah plastik , bedah tulang dan terapi ortopedi
merupakan jalan keluar efektif yang
banyak diminati kaum berada yang ingin berpenampilan wah.
Jadi jangan heran semenjak
manusia mengenal estetika dan kebudayaan, fenomena cantik dan tampan ini memang
sudah kehendak alam dan naluri manusiawi untuk memujanya. Barangkali hanya yang berpikiran jernih saja yang dapat
menilai harga kemanusiaan tanpa hanya terpaku pada penampilan luar semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda