Hanya menduga-duga saja sebelumnya bahwa perkawinan adalah sebuah keputusan biasa-biasa saja, keputusan antara dua orang dewasa lelaki dan perempuan yang berjanji dan berkomitment sehidup semati untuk menjalani hari-hari penuh bahagia didepan penghulu dan dihadiri oleh orang tua kedua belah pihak, saudara dan handai tolan, untuk kemudian setelah semua hiruk pikuk tersebut, setelah riuh rendah pesta suka-ria hilang lenyap dalam suatu hura-hura pernikahan yang meriah. Nyatanya sepasang pengantin memasuki suatu area baru, ruang baru didalam sebuah kamar disalah satu bagian rumah pesta tersebut belangsung. Suatu babak baru untuk menyibak semua mistery dan gejolak angan yang selama ini kadang terlintas dalam ruang pikir yang paling horror sekalipun.
Perkawinan merupakan fitrah kemanusiaan yang menuntaskan segala gejolak biologis yang selama itu masih merupakan hal tertahan dalam kalbu yang paling dalam.
Nikah merupakan jalan yang paling bermanfa’at dan paling afdhal dalam upaya merealisasikan dan menjaga kehormatan, karena dengan nikah inilah seseorang bisa terjaga dirinya dari apa yang diharamkan Allah SWT.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“ Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”.
(Hadist Riwayat Thabrani dan Hakim).
Dikamar tidur itu yang masih berhias indah sisa-sisa pesta-pora yang membahagiakan dalam hari bersejarah proses kehidupan itu berlangsung, Tapi kok…. pintu kamar tersebut setelah diteliti dengan penuh kebingungan ternyata tidak ada pada tempatnya….
Dalam keheningan malam hanya ditemani suara dengkur bagai nyanyian koor serempak silih berganti yang punya rumah setelah kecapaian karena kesibukan persiapan pesta tadi siang dan suara kodok ngorek samar samar dikejauhan, dengan semangat pantang menyerah, sang pintu tersebut terus dicarinya didalam sampai kebagian belakang rumah yang sebagian besar masih asing baginya. Toch setelah sekian lama dalam suasana pencarian mencekam akhirnya pintu tersebut diketemukan, kemudian harus tetap saja berusaha dengan susah payah diterapkan kembali pada tempat yang semestinya.
Sempat terlintas dalam pikiran keruhnya sumpah serapah bercampur kagum atas kreasi tidak lucu yang punya hajat, walaupun hal tersebut disengaja ataupun tidak disengaja tetap saja itu tidak lucu……Pintu kamar dalam situasi dan kondisi seperti itu bagai sebuah hijab yang sifatnya penting bahkan harus, suatu bidang datar yang membatasi antara ruang pribadi dan ruang umum didalam rumah, ruang umum layaknya suatu ruang yang dengan bebas dan sesuka hatinya orang berlalu lalang melintas berbeda dengan kamar tidur yang sifatnya sangat pribadi.
Setelah semua diselesaikan dengan sempurna dan sekilas dipandangi sebagai bahan selidikan, pintu tersebut ternyata cukup kokoh ditempatnya, kuncinya masih berfungsi dengan sebenarnya, perasaan lega dan sedikit kesombongan kini menyeruak dalam pikirnya. ahaaa.
Sejurus kemudian seiring waktu berlalu dalam keheningan malam, senandung lagu seolah diiringi musik orchestra menghanyutkanya kemudian iramanya kini berubah menjadi hip-hop bergelora. Nyatanya sang gadis bekas kekasihnya yang pakaian adatnyapun masih melekat ditubuhnya yang molek walaupun kondisinya kini tampak agak berantakan, tiba-tiba saja dia terhenyak, melompat, berlari kemudian bersimpuh disudut ruang kamar, termenung dengan perasaan berkecamuk antara bahagia dan rasa takut yang tak terperikan, bergemuruh dalam dadanya menyisakan degup jantung yang kian kencang. Sang gadis bekas kekasihnya tepekur disudut kamar tersebut, persilangan kedua tangannya menyangga dagunya diatas kedua lututnya yang sedikit gemetar.
Aaarrrgggkhhhh Mistery dunia tersebut belum waktunya untuk disimak, langit dini-hari masih menyisakan warna merah jingga menghiasi kabut mistery……..