Ambil saja separuh, kemudian sisanya aku simpan di suatu tempat di sebuah sudut yang tak pernah terjangkau olehmu, oleh pikirmu bahkan oleh perasaanmu sekalipun,itupun kalau kau merasa ingin sekali mengetahui dan mempertanyakannya.
Ambil saja separuh jangan berlebih dulu, sehingga jikapun kau berpaling ke biru lain, setidaknya aku masih menyimpan putih yang akan menopangku ketika aneka warna sinar menyilaukan dan memabukkan.
Akan kusimpan dengan senyap separuhnya lagi, hingga kau merasa aku telah memberikan seluruhnya, sepenuhnya, seutuhnya kepadamu, kepada hatimu, agar riak tidak tiba-tiba menjadi bah, bulan tiba-tiba menjadi purnama atau pagi tiba-tiba saja menjadi terik.
Jikapun kau tau akan maksud air mengalir beriak, bulan paruh bergeser ke purnama itupun baik bagi pandangan mata untuk menghargai keindahan, baik juga bagi ekosistem alam
dan jikapun sinar pagi perlahan menerangi bumi itupun agar keindahannya terlihat perlahan sebelum terang menjadi terik, seperti saat keruyuk ayam jantan berbunyi merdu menyambut semburat matahari, bahkan ketika bunga masih kuncup sekalipun, sebelum mekar sempurna.
Aku jamin tak berasa, tak terlihat, tenang saja, mengalir, berirama dan nikmati suasana seperti embun dirinai hujan atau sinar di jilatan api.
Hanya ku simpan saja sementara sebagai sebuah proses sebelum aku yakin dan kau sadar bahwa dalam persamaan ternyata ada perbedaan dalam bungah ada sedih, kelebihan ada kekurangan, ketika tidak ada keraguan sebelum jiwamu seutuhnya menjadi satu.
Hanya sebagai uji bahtera berlayar mengarungi indahnya samudra dengan debur ganas ombak lautnya, semilir angin sepoy dengan badai menggila. Itupun tidak lebih hanya proses semata.
Harap kau maklum dan sudi memaafkanku, karena hanya proses semata, hanya berjaga-jaga.
Ambil saja separuh jangan berlebih dulu, sehingga jikapun kau berpaling ke biru lain, setidaknya aku masih menyimpan putih yang akan menopangku ketika aneka warna sinar menyilaukan dan memabukkan.
Akan kusimpan dengan senyap separuhnya lagi, hingga kau merasa aku telah memberikan seluruhnya, sepenuhnya, seutuhnya kepadamu, kepada hatimu, agar riak tidak tiba-tiba menjadi bah, bulan tiba-tiba menjadi purnama atau pagi tiba-tiba saja menjadi terik.
Jikapun kau tau akan maksud air mengalir beriak, bulan paruh bergeser ke purnama itupun baik bagi pandangan mata untuk menghargai keindahan, baik juga bagi ekosistem alam
dan jikapun sinar pagi perlahan menerangi bumi itupun agar keindahannya terlihat perlahan sebelum terang menjadi terik, seperti saat keruyuk ayam jantan berbunyi merdu menyambut semburat matahari, bahkan ketika bunga masih kuncup sekalipun, sebelum mekar sempurna.
Aku jamin tak berasa, tak terlihat, tenang saja, mengalir, berirama dan nikmati suasana seperti embun dirinai hujan atau sinar di jilatan api.
Hanya ku simpan saja sementara sebagai sebuah proses sebelum aku yakin dan kau sadar bahwa dalam persamaan ternyata ada perbedaan dalam bungah ada sedih, kelebihan ada kekurangan, ketika tidak ada keraguan sebelum jiwamu seutuhnya menjadi satu.
Hanya sebagai uji bahtera berlayar mengarungi indahnya samudra dengan debur ganas ombak lautnya, semilir angin sepoy dengan badai menggila. Itupun tidak lebih hanya proses semata.
Harap kau maklum dan sudi memaafkanku, karena hanya proses semata, hanya berjaga-jaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda