Bagaimana membuat suatu tulisan yang menarik dan enak untuk dibaca ?, hal inilah yang pernah ditanyakan anak saya yang baru duduk di kelas 11 sebuah SMA.Negeri dikotaku ketika mendapatkan tugas mengarang dari Guru Bahasa Indonesianya. Saya hanyabisa menyampaikan "tulislah apa yang kamu mau, kamu kuasai dan kamu sukai, itu saja, jangan dulu terpaku kedalah kaidah tata bahasa yang njlimet, mengalir saja....seperti dalam sebuah episode dibawah ini :
di pertengahan sepertiga malam ketika mulai muncul dan menggeser bulan meninggalkan suara hingar bingar anak-anak yang baru pulang mengaji dan saat bintang –bintang berkerlap-kerlip menghiasi langit, aku terduduk menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok yang aku hisap pelan-pelan kemudian aku hembuskan secara perlahan pula,ventilasi ruang tv rumahku yang sederhana sengaja kusiapkan agar udara bisa bebas keluar masuk, hawa yang cukup dingin waktu itu membuat secangkir kopi dan sebatang rokok terasa lebih nikmat rasanya, ditambah dengan siaran TV film dar-der-dor yang dibintangi oleh artis Inggris terkenal,walaupun ceritanya cukup keras tapi pesan moral yang diungkapkannya menarik perhatianku.
Sebuah Film barat yang membuat aku bisa berlama-lama terduduk di kursi singgasana rumahku, Film ini solah-olah menyeret nostalgia ketika aku masih kanak-kanak, ketika Ibuku sering menceritakan sebuah kisah dongeng sebelum tidur, Cuma dalam waktu , situasi dan episode yang lain tentunya.
Keasyikanku tiba-tiba di kejutkan oleh suara putriku yang baru duduk dikelas tiga sebuah SLTP dikotaku, bernada merajuk ingin dibantu untuk dibuatkan sebuah cerita karangan bebas. Sebuah pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh ibu guru bahasa Indonesia di sekolah katanya.
Ayolah pak, tentukan sebuah judul cerita dan bimbinglah putri untuk menuliskan rangkaian kalimatnya. Ucapnya , sambil menenteng sebuah buku catatan lengkap dengan sebuah pulpen ditangannya.
Cuma dua halaman buku tulis…. kok pak…., jika selesai dalam beberapa menit atau paling lama satu jam saja pada malam ini, putri kan bisa tidur lebih awal…hari-hari berikutnya tinggal menyelesaikan tugas pekerjaan rumah yang lainnya…….
Putri terus merajuk setengah memaksa untuk dibuatkan pekerjaan rumahnya. Film barat yang aku tonton pelan-pelan menjadi agak kabur alur ceritanya, konsentrasiku terpecah, berikutnya samar-samar sebuah selingan iklan mulai mengisi acara yang menjadi pusat perhatiannku.
Bagaimana ini .. aku kan sudah tua…sudah banyak permasalahan pekerjaan, permasalahan kehidupan lain layaknya sebagai orang tua, mengisi penuh ruang memoriku. Kalau dicoba untuk membatu juga Rasanya akan sangat tidak relevant dengan kondisi dan situasi remaja saat ini…..,gumanku dalam hati .Apalagi menceritakan sebuah karangan bebas khas remaja masa kini.
Wah….Bapak nggak bisa Nak…..memoriku sudah beku rasanya untuk menangkap sebuah kisah cerita remaja masa kini….., ungkapku……tapi….., cobalah renungkan barang sejenak…, kalau perlu pejamkan matamu , sambil selonjoran ditempat tidur juga ngga apa-apa, hiaslah ruang khayalmu…., hadirkan sebuah peristiwa disekelilingmu yang menarik perhatianmu atau yang paling berkesan mendalam dibenakmu…, boleh hal yang menggembirakan hatimu atau sebuah episode kisah hidup yang membuat hatimu gundah atau lucu sekalipun. Pokoknya perhatikan realitas disekelilingmu yang paling berkesan ditangkap oleh indramu Tentang KebesaranNya. Hadirkan yang paling berkesan tersebut sehingga dekat, sangat dekat dimatamu, tangkaplah kata-kata yang melayang-layang disekitarnya dan rangkaikan menjadi sebuah kalimat untuk kemudian tulislah mengikuti alur cerita sesuai dengan perbendaharaan kata dan pengetahuan dalam memorimu. Alangkah lebih baik jika disisipkan hasil referensi dari buku-buku bermutu….barangkali itu lebih orisinil mengikuti cerita masa remajamu … dari pada hasil corat-coret Bapakmu ini.
Terus tulis… .…tulis terus…paragraph demi paragraph…tuangkanlah makna KebesaranNya yang terkandung didalam alam imaginasimu….takan terasa tugasmu akan selesai……. Ungkapku berlagak menasihati.
Kata-kata nasihat tersebut kuucapkan santai sambil sesekali terdengar samar-samar suara sound system film lepas dari sebuah tayangan tv yang sedari tadi kunikmati .
Akh … Bapak ini,…nasihatnya panjang tapi tetap nggak mau bantu putri…. Ya.. kapan selesainya……ucapnya sedikit agak menggerutu……untuk kemudidan terdengar suara Ibunya memanggil dari balik pintu kamar …….
Nak sini …coba ibu bantu…..Putriku berjalan gontai menuju arah suara ibunya ……..
Nasihat yang diucapkan tadi, hampir persis sama dengan kata-kata yang diungkapkan seorang pengurus sebuah mesjid dikota asalku beberapa puluh tahun silam, ketika aku seumuran lebih sedikit diatas anakku sekarang. Seorang bapak paruh baya yang diwaktu luangnya rajin menulis di sebuah buku yang cukup tebal, jika beliau sedang menulis , beberapa buku cetakan terlihat didekatnya, buku tersebut digunakan sebagai bahan referensi dari karya tulis yang selalu beliau sampaikan di depan Umat pada waktu ceramah mengisi tausyiah ibadah solat Jum’at. Pak Ustad biasa aku memanggilnya, beliau bertahun-tahun menjadi dewan pengurus mesjid. Suatu bentuk pengabdian yang tidak ada imbalannya selain mengharapkan kemurahan dan keridhoan Alloh SWT Semata. Semoga menjadi Suatu perniagaan yang sangat menguntungkan, sebagai tabungan di Akhirat kelak… Amin……..
Beberapa lama kemudian, karena suatu proses dalam kehidupan masa remajaku dan mungkin juga karena orang tuaku beberapa kali membawaku pindah rumah, Pak Ustad sudah lama tidak aku jambangi. Suaranya yang berwibawa tidak pernah aku dengarkan lagi, Tausyiahnya yang menyejukan dan menenteramkan hati tidak pula aku resapi. Terkadang sempat aku merindukannya…… Masih adakah beliau disana…… mengurus sebuah mesjid yang tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil, letaknya berada persis dipinggir sebuah gang kecil……………Wallohuallam…………………
Untuk periode berikutnya dalam episode hidupku rasanya menjadi seperti gelap gulita, hidup seperti tidak tentu arah ,aku selalu menuruti kata hatiku yang menggelegak dalam masa pencarian …… kemudian alam berganti menjadi remang-remang, dan akhirnya terang kembali. akan tetapi kondisi itu tidak memamakan waktu yang begitu lama, gelap gulita kembali menyelimuti hidupku….dan kemudian alhamdullilah kini terang kembali……mudah-mudahan begitu adanya………..
Pak…pak… Bangun pak….Pindah tidurnya….. ke tempat tidur ….disini dingin …. lagi pula tidur dikursi dengan posisi setengah duduk demikian , kalau terlalu sering kurang baik bagi kesehatan……istriku kelihatannya mencoba membangunkanku….
Sejurus kemudian aku terjaga ……..aku berusaha mengumpulkan kembali kondisi sadarku …….Astaghfirulloh ……rupanya aku bermimpi..tadi… aku menoleh jam dinding diruanganku, ternyata saat ini sudah hampir menunjukan jam setengah dua malam…….dari mana ya..tadi, dimulainya episode kisah dalam mimpiku……….jawabanya............….aku lupa lagi..……..
Tadi Rumah kita terkena aliran pemadaman listrik…kok pak……sebentar padam….sebentar ….terang….mana lilin tinggal sepotong lagi…..ucap istriku sambil membereskan tempat tidur.. nadanya sedikit agak kesal mungkin ditujukan ke pemilik listrik atau mungkin juga ke aku….., bisa saja karena aku tidak membantu sedikitpun menyalakan lilin atau cempor di rumahku……….
tapi kenapa ko ngga mbangunin…toh..…cempornya kusimpan disudut sana kok…….ucapku sambil menunjuk kesebuah lentera kecil yang berada dekat sebuah kulkas tua…dan kemudian aku berusaha untuk berjalan gontai menuju kamar kecil..…
Wah …sekarang udah terang kok..pak………ujar isteriku sanbil berjalan menuju kamar.
Itulah sebuah episode kehidupan yang kadang terang benderang untuk kemudian …remang –remang….bahkan mungkin akan terus padam…demikian juga dengan pendengaran,kadang terdengar dengan jelas, kemungkinan juga Tuli dari yang Hak dan yang Bathil….Audzubillah himindzalik….mudah-mudahan Alloh SWT tetap melindungi kita dari godaaan setan yang terkutuk….Aamin….
………Selanjutnya aku meneruskan aktifitasku yang tertunda dikeheningan malam…....kunyanyikan bait syair lagu Tombo Ati dalam hati…..
Cianjur, 16 Februari 2010…. Adiabebah….
Sebuah Film barat yang membuat aku bisa berlama-lama terduduk di kursi singgasana rumahku, Film ini solah-olah menyeret nostalgia ketika aku masih kanak-kanak, ketika Ibuku sering menceritakan sebuah kisah dongeng sebelum tidur, Cuma dalam waktu , situasi dan episode yang lain tentunya.
Keasyikanku tiba-tiba di kejutkan oleh suara putriku yang baru duduk dikelas tiga sebuah SLTP dikotaku, bernada merajuk ingin dibantu untuk dibuatkan sebuah cerita karangan bebas. Sebuah pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh ibu guru bahasa Indonesia di sekolah katanya.
Ayolah pak, tentukan sebuah judul cerita dan bimbinglah putri untuk menuliskan rangkaian kalimatnya. Ucapnya , sambil menenteng sebuah buku catatan lengkap dengan sebuah pulpen ditangannya.
Cuma dua halaman buku tulis…. kok pak…., jika selesai dalam beberapa menit atau paling lama satu jam saja pada malam ini, putri kan bisa tidur lebih awal…hari-hari berikutnya tinggal menyelesaikan tugas pekerjaan rumah yang lainnya…….
Putri terus merajuk setengah memaksa untuk dibuatkan pekerjaan rumahnya. Film barat yang aku tonton pelan-pelan menjadi agak kabur alur ceritanya, konsentrasiku terpecah, berikutnya samar-samar sebuah selingan iklan mulai mengisi acara yang menjadi pusat perhatiannku.
Bagaimana ini .. aku kan sudah tua…sudah banyak permasalahan pekerjaan, permasalahan kehidupan lain layaknya sebagai orang tua, mengisi penuh ruang memoriku. Kalau dicoba untuk membatu juga Rasanya akan sangat tidak relevant dengan kondisi dan situasi remaja saat ini…..,gumanku dalam hati .Apalagi menceritakan sebuah karangan bebas khas remaja masa kini.
Wah….Bapak nggak bisa Nak…..memoriku sudah beku rasanya untuk menangkap sebuah kisah cerita remaja masa kini….., ungkapku……tapi….., cobalah renungkan barang sejenak…, kalau perlu pejamkan matamu , sambil selonjoran ditempat tidur juga ngga apa-apa, hiaslah ruang khayalmu…., hadirkan sebuah peristiwa disekelilingmu yang menarik perhatianmu atau yang paling berkesan mendalam dibenakmu…, boleh hal yang menggembirakan hatimu atau sebuah episode kisah hidup yang membuat hatimu gundah atau lucu sekalipun. Pokoknya perhatikan realitas disekelilingmu yang paling berkesan ditangkap oleh indramu Tentang KebesaranNya. Hadirkan yang paling berkesan tersebut sehingga dekat, sangat dekat dimatamu, tangkaplah kata-kata yang melayang-layang disekitarnya dan rangkaikan menjadi sebuah kalimat untuk kemudian tulislah mengikuti alur cerita sesuai dengan perbendaharaan kata dan pengetahuan dalam memorimu. Alangkah lebih baik jika disisipkan hasil referensi dari buku-buku bermutu….barangkali itu lebih orisinil mengikuti cerita masa remajamu … dari pada hasil corat-coret Bapakmu ini.
Terus tulis… .…tulis terus…paragraph demi paragraph…tuangkanlah makna KebesaranNya yang terkandung didalam alam imaginasimu….takan terasa tugasmu akan selesai……. Ungkapku berlagak menasihati.
Kata-kata nasihat tersebut kuucapkan santai sambil sesekali terdengar samar-samar suara sound system film lepas dari sebuah tayangan tv yang sedari tadi kunikmati .
Akh … Bapak ini,…nasihatnya panjang tapi tetap nggak mau bantu putri…. Ya.. kapan selesainya……ucapnya sedikit agak menggerutu……untuk kemudidan terdengar suara Ibunya memanggil dari balik pintu kamar …….
Nak sini …coba ibu bantu…..Putriku berjalan gontai menuju arah suara ibunya ……..
Nasihat yang diucapkan tadi, hampir persis sama dengan kata-kata yang diungkapkan seorang pengurus sebuah mesjid dikota asalku beberapa puluh tahun silam, ketika aku seumuran lebih sedikit diatas anakku sekarang. Seorang bapak paruh baya yang diwaktu luangnya rajin menulis di sebuah buku yang cukup tebal, jika beliau sedang menulis , beberapa buku cetakan terlihat didekatnya, buku tersebut digunakan sebagai bahan referensi dari karya tulis yang selalu beliau sampaikan di depan Umat pada waktu ceramah mengisi tausyiah ibadah solat Jum’at. Pak Ustad biasa aku memanggilnya, beliau bertahun-tahun menjadi dewan pengurus mesjid. Suatu bentuk pengabdian yang tidak ada imbalannya selain mengharapkan kemurahan dan keridhoan Alloh SWT Semata. Semoga menjadi Suatu perniagaan yang sangat menguntungkan, sebagai tabungan di Akhirat kelak… Amin……..
Beberapa lama kemudian, karena suatu proses dalam kehidupan masa remajaku dan mungkin juga karena orang tuaku beberapa kali membawaku pindah rumah, Pak Ustad sudah lama tidak aku jambangi. Suaranya yang berwibawa tidak pernah aku dengarkan lagi, Tausyiahnya yang menyejukan dan menenteramkan hati tidak pula aku resapi. Terkadang sempat aku merindukannya…… Masih adakah beliau disana…… mengurus sebuah mesjid yang tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil, letaknya berada persis dipinggir sebuah gang kecil……………Wallohuallam…………………
Untuk periode berikutnya dalam episode hidupku rasanya menjadi seperti gelap gulita, hidup seperti tidak tentu arah ,aku selalu menuruti kata hatiku yang menggelegak dalam masa pencarian …… kemudian alam berganti menjadi remang-remang, dan akhirnya terang kembali. akan tetapi kondisi itu tidak memamakan waktu yang begitu lama, gelap gulita kembali menyelimuti hidupku….dan kemudian alhamdullilah kini terang kembali……mudah-mudahan begitu adanya………..
Pak…pak… Bangun pak….Pindah tidurnya….. ke tempat tidur ….disini dingin …. lagi pula tidur dikursi dengan posisi setengah duduk demikian , kalau terlalu sering kurang baik bagi kesehatan……istriku kelihatannya mencoba membangunkanku….
Sejurus kemudian aku terjaga ……..aku berusaha mengumpulkan kembali kondisi sadarku …….Astaghfirulloh ……rupanya aku bermimpi..tadi… aku menoleh jam dinding diruanganku, ternyata saat ini sudah hampir menunjukan jam setengah dua malam…….dari mana ya..tadi, dimulainya episode kisah dalam mimpiku……….jawabanya............….aku lupa lagi..……..
Tadi Rumah kita terkena aliran pemadaman listrik…kok pak……sebentar padam….sebentar ….terang….mana lilin tinggal sepotong lagi…..ucap istriku sambil membereskan tempat tidur.. nadanya sedikit agak kesal mungkin ditujukan ke pemilik listrik atau mungkin juga ke aku….., bisa saja karena aku tidak membantu sedikitpun menyalakan lilin atau cempor di rumahku……….
tapi kenapa ko ngga mbangunin…toh..…cempornya kusimpan disudut sana kok…….ucapku sambil menunjuk kesebuah lentera kecil yang berada dekat sebuah kulkas tua…dan kemudian aku berusaha untuk berjalan gontai menuju kamar kecil..…
Wah …sekarang udah terang kok..pak………ujar isteriku sanbil berjalan menuju kamar.
Itulah sebuah episode kehidupan yang kadang terang benderang untuk kemudian …remang –remang….bahkan mungkin akan terus padam…demikian juga dengan pendengaran,kadang terdengar dengan jelas, kemungkinan juga Tuli dari yang Hak dan yang Bathil….Audzubillah himindzalik….mudah-mudahan Alloh SWT tetap melindungi kita dari godaaan setan yang terkutuk….Aamin….
………Selanjutnya aku meneruskan aktifitasku yang tertunda dikeheningan malam…....kunyanyikan bait syair lagu Tombo Ati dalam hati…..
Cianjur, 16 Februari 2010…. Adiabebah….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda