Tanah Airku Indonesia, Gambar dari Google.com
Tidakah kau maklumi Nak, bahwa manusia berasal dari unsur tanah, air, udara dan api, terlalu ruwet bapakmu untuk menerangkannya barangkali suatu saat nanti kau akan memahaminya walaupun bukan dari mulut ayahmu yang petani turun temurun ini, bahkan ada yang jauh lebih menjurus lagi ketika kau mendalami Agama kita Nak, terlepas dari peranan unsur-unsur yang lainnya bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.
Kita hidup dan berkehidupan selalu tidak lepas dari tanah yang sering kita sebut permukaan bumi, tempat kita pijak sehari-hari, paling tidak itulah kedekatan kita dengan tanah, sebagai tempat dan ruang untuk melakukan seluruh aktifitas kehidupan. Tidak berlebihan kiranya bahwa kitapun tetap memerlukan tanah sebagai tempat hidup di dunia sekaligus juga untuk berpulang ke akhirat, sebagai tempat jasad kita kembali menjadi tanah dalam ukuran paling tidak 1 m X 2 m, tempat kelak kita berbaring disitu, lepas dari segala hiruk pikuk kehidupan, harta benda, lepas dari keluarga, anak istri mungkin juga dengan cucu,cicit, seluruh keluarga besar kita teman-teman serta handai tolan, Kemudian disana disuatu tempat yang luasnya tak seberapa itu kemudian dengan tiba-tiba saja jika waktunya telah tiba, kita dibangkitkan di suatu tempal yang luasnya tak terbayangkan oleh akal dan pikir, dalam suatu Padang Mahsyar, manusia yang telah berpulang ke haribaaNya menanti untuk dibangkitkan oleh yang Maha MempunyaiNya serta dinilai neraca timbangan amal dan dosa.
Rumah kita yang kita tinggali ini walau sepetak tetap saja bersentuhan dengan tanah Nak, itu patut kau syukuri dibanding dengan teman-temanmu yang hidup bermadikan cahaya matahari, di dinginnya malam dan hujan, dibawah temaram sinar bulan, paling tidak rumah kita tetap lebih nyaman didalamnya.
Jikapun tempat yang kita diami bebas lepas dari sentuhan tanah karena hal sebab lainnya ketika kita berlayar dalam biduk atau bahtera sekalipun atau terbang menggunakan pesawat menjauhi permukaan bumi, suatu saat sesuai dengan hukum alam dan dalam keterbatasannya, segala sesuatu buatan manusia pasti rindu akan bumi, bersentuhan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah.
Tanah itu sebagai hak dasar manusia untuk dapat hidup seutuhnya di bumi ini Nak, ternyata ada keterkaitan hubungan fisik dan emosi antara manusia dengannya. Ditanah hunian kita berpijak, segala aktifitas berjalan normal, bekerja dan berkembang biak serta satwa dan pohon-pohon memerlukan untuk hidup diatasnya.
Ternyata tanah selain berfungsi sebagai ruang hidup oleh karenanya dapat bernilai ekonomis, sosial, budaya dan politis, Nak, hajat didup seseorang bisa saja terkalahkan untuk ruang public, Belum lagi kalau kamu membaca dalam pelajaran Sekolah Dasar mu, tentang kekakayaan hasil tambang yang berada didalamnya yang dimanfaatkan oleh Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai salah satu sila dari pancasila yang menjadi Dasar Negara kita, sebagai arah hidup dan berkehidupan manusia untuk berakyat dan ber Negara Indonesia. Jangan biarkan hanya orang-orang kaya dan berduit saja yang berhak untuk memiliki tanah, apalagi dikuasai oleh warga Negara asing. Eksistensi bangsa dikhawatirkan lambat-laun akan hilang dan musnah sebagai Tanah Air milik bangsa Indonesia, maka camkanlah itu anakku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda