Image from Shutterlock.com
Ketika subuh sudah berlalu dan matahari mulai menampakan dirinya, indah
dengan sinarnya menerangi alam sehabis semalaman tidur lelap diiringi hujan rintik, kemudian gelap.dengan tiba-tiba saja menyergap
karena wilayah kita terkena giliran pemadaman oleh yang punya perusahaan
listrik negara.
Memang bagi masyarakat
sebagai konsumen tetap perusahaan tersebut kadang-kadang harus sabar dan nrimo saja
ketika pemadaman listrik mampir ke wilayah tempat kita, tanpa bisa kompromi
walau saat itu sedang sangat membutuhkan pasokan energi tersebut.
Kondisi terang dan gelap adalah dua sisi fenomena alam yang tidak
terpisahkan dengan siklus kehidupan makhluk yang sangat dibutuhkan dan bergantung dengan keberadaannya.
Siang lazimnya terang
adalah waktu untuk menyambut aktifitas, mencari sebakul nasi beserta lauk-pauknya sehingga dapat disantap oleh seluruh anggota keluarga pada hari esok atau hari-hari
berikutnya.
Jika ada uang lebih jangan lupa ditabung, kebiasaan baik tersebut dapat untuk nambahin beli rumah atau kendaraan, bahkan
bila perlu apa yang ada didunia ini boleh ditukar dengan benda ajaib tersebut jika ada duitnya. Ujar teman saya seolah ngelantur.
Yak…tentunya yang halal, yang haram mah kagak ada untungnye , rugi belipet kali akan didapatkan di dunia maupun di akherat, ujar Pak Ustadz ketika subuh tadi sempat ngobrol sehabis bubaran dari mesjid. Orang yang
menafakahkan keluarganya dengan mencari
rizki dengan cara yang haram sama saja dengan meracuni dirinya beserta keluarganya sendiri.
Lhooo kok, yaa begitulah, kata Bang Arief sambil ngucek kupi agar pahit dengan manis bercampur merata, gimana kagak
ngeracunin, keluarganya saja kagak ngingetin koo, Cuma bersenang-senang
saja ketika berbelanja sana-sini, beli sesuatu agar terlihat
berpenampilan tidak ketinggalan jaman, dia hanya mikir bagaimana caranya
ngabisin duit sebegitu banyaknya, sampai tidak surut walau tujuh
turunan..hehehe
lha ketika ketahuan ama aparat
hukum, habis deh, photo diri ama namanya dipampang gede di
media, kalo dia normal, malunya kagak mau ditinggal, melekat tuh ke seluruh anggota keluargga, udah
habis-habisan, habis
karena harga dirinya dan nama baik keluarganya jatuh ke dasar yang paling hina, mau pindah rumah juga dunia ini rasanya seperti sempit, tiap ketemu
orang dimana saja, walau
belum tentu orang tersebut kenal sama dirinya, pikirnya semua orang sudah terlanjur memberikan cap......nah kan, apa kagak
nyap-nyap tuh, belum lagi diakherat kelak.
Wah…
Makanya jangan lupa buat tabungan di akherat, beramal
sholeh dengan rejeki yang di jemput dengan cara halal jika ingin
untungnya mau berlipat–lipat, ketika ikhlas menyertainya. Ujar pak Ustadz menimpali.
Ketika malam menjelang selayaknya memang harus digunakan untuk istirahat,
setelah siangnya menyambut hidup dengan segala problemanya. Tapi koo dari malam menjelang sampai mendekati tengah malam, aku
asik-asik saja nulis yak,
nulis apa saja yang terlintas dibenak , nah itulah kalau melaksanakan
dengan suka cita, aneh juga yaaa, paling hanya sedikit ngantuk,
untuk kemudian segera memanjakan tubuh dengan selonjoran akhirnya tertidur pulas.
Mati listrik ketika malam-malam memang menjengkelkan, apalagi ketika hujan
turun
rintik-rintik, lama lagi.
Nah dalam
suasana demikian, teringat akan cerita seorang teman saya, kurang tau apakah pernah
diceritakan olehnya kepada orang lain atau tidak. Saya mohon mafhum saja.
Sebuah
cerita ketika teman saya menunggu detik-detik isterinya menjelang melahirkan
dimalam yang gelap gulita lagi,
hanya diterangi lampu tempel karena kebetulan listrik sedang padam.
Malam gelap, hujan rintik-rintik di rumah bersalin yang hanya dikomandani oleh seorang Bidan desa, hal tersebut boleh di sebut sebagai
peristiwa menunggu yang mendebarkan jantung, gugup tridak tahu apa
yang harus dilakukan.
Dia mencoba berkomunikasi menggunakan telepon genggam miliknya untuk menghubungi saudaranya,
namun hanya Ibunyalah yang sempat datang ketempat tersebut, Ibunya kurang dapat informasi bahwa listrik di tempat bersalin tersebut sedang mengalami giliran pemadaman. Jadinya alat penerangan minimal seperti lampu senter tidak dipersiapkan.
Teman saya gugupnya minta ampun ketika menghadapi peristiwa saat paling
mendebarkan menjelang persalinan itu berlangsung dalam
suasana gelap gulita hanya diterangi lampu tempel alakadarnya.
Persalinan tersebut berlangsung dengan susah payah ditolong Bidan Desa dengan bantuan teman saya
sebagai seorang suami bersama
dengan ibunya dalam suasana remang-remang. Alhamdulillah terlaksana dengan sukses, kini dia beroleh satu
anak perempuan lagi. Dia tetap saja berucap syukur karena persalinan tersebut dapat berlangsung dengan
selamat walau ada sedikit permasalahan karena ada yang perlu di jahit sedikit katanya, kini anaknya
menjadi dua orang perempuan yang melengkapi kehangatan keluarga.
Suasana persalinan
tersebut beranjak tenang ketika lampu listrik sudah menyala, dunia kini terasa benderang kembali. Alat komunikasi yang sempat
dia gunakan pada saat-saat genting tiba-tiba saja berdering, Dia kembali
merasakan kegugupan yang tak terkira, rasanya seperti lebih gugup
ketika menjelang isterinya melahirkan tadi. telepon genggamnya yang
terus menerus memanggil
diselusurinya, akan tetapi benda
tersebut tidak juga ditemukan dimana diletakannya, dikantong celana maupun jaket
nihil adanya, Dia berusaha mengamati
disekitarnya, memasang
telinganya lebar-lebar mencari lokasi asal dari bunyi dering tersebut,
namun usahanya kini sia-sia karena ternyata bunyinya sudah berhenti. Mukanya temanku tambah pucat,
keringat dingin mulai menyergap. Alhamdullilah ketemu gumannya seolah hatinya bersorak , tergeletak ditempat
tidur persalinan rupanya,
terlindung diantara kain dan tubuh Istrinya yang kepayahan sehabis melahirkan....
Walaupun Hand phone jadul kalau dijual juga mungkin tidak ada yang minat, ternyata dalam situasi darurat tetap saja
sangat berguna walau hanya sekedar dimanfaatkan sebagai alat
penerangan untuk
membuat lebih jelasnya pandangan mata Bidan Desa saat sedang sibuk-sibuknya melaksanakan tugas berat
menolong melahirkan satu bayi lagi yang hadir kedunia dengan selamat.
Kegugupan yang luar
biasa dari teman saya tersebut disebabkan karena rasa khawatirnya yang mendalam, seandainya
telepon genggam jadul miliknya
yang tadi digunakan sebagai alat komunikasi sekaligus juga berfungsi
sebagai alat penerang yang cukup
sukses membantu kelancaran proses melahirkan, ketinggalan di kantung yang
lain, di lokasi
yang sudah dengan susah payah dan menanggung derita rasa sakit yang amat sangat dirasakan oleh isterinya.
Wooow………Alhamdulilah Ucapku….memberi selamat kepada temanku karena mempunyai momongan baru lagi...hahahaha