Senin, 31 Oktober 2011

Gadis Sekseh Misterius Itu Ada di Kantor Saya

Selaras-Sakti: Entri Baru


Pagi-pagi, ketika kami baru saja tiba...
: Entri Baru Pagi-pagi, ketika kami baru saja tiba dikantor, Saya bingung menerima kabar itu, sebuah SMS dari Boss tiba-tiba saja mun...

Entri Baru

Jumat, 28 Oktober 2011

Selaras-Sakti: Ada Deru di malam gelap kala mimpi menggugat

Selaras-Sakti: Ada Deru di malam gelap kala mimpi menggugat: http://bless4bliss.files.wordpress.com/2011/02/gelandangan.jpeg Ada bulan menja...

Entri Baru

Selaras-Sakti: Romance

Selaras-Sakti: Romance: Ia baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah seperti biasanya, membereskan tempat tidur sehabis kita terlelap tadi malam, mencuci piring da...

Entri Baru

Selaras-Sakti: Merdeka atau Mati

Selaras-Sakti: Merdeka atau Mati: Tugu peringatan layaknya merupakan suatu bentuk bangunan fisik yang diciptakan oleh seniman khusus dengan maksud menangkap inti dari ...

Entri Baru

Gadis Sekseh Misterius Itu Ada di Kantor Saya






Pagi-pagi, ketika kami baru saja tiba dikantor, Saya bingung menerima kabar itu, sebuah SMS dari Boss tiba-tiba saja muncul dilayar HP, Tolong siapkan oksigen, saya hampir pingsan, saya terjebak dalam lift yang sedang melaju ke lantai atas sendirian.

Oksigen, mana ada dalam ruangan kantor ini, aku terpaksa menyiapkan seseorang sukarelawan atau sukarelawati yang bersedia untuk memberikan pertolongan pernapasan buatan dari mulut-kemulut, barangkali itu dapat membantu kesulitan Boss muda, ganteng lagi manja ini, pikirku dalam hati. Seorang karyawati yang cantik dan sekseh dikantor saya serta merta mengajukan diri sebagai donatur nafas secara ikhlas, plong rasanya pikiran yang mendadak buntu dipagi dimana aktifitas rutin baru saja akan dimulai.

Kutelpon atasanku dengan segera, bahwa pertolongan darurat sudah kami siapkan didepan lift, kutanyakan sekali lagi, apa perlu saya panggilkan dokter…?

Tidak usah, jawabnya menenteramkan hati, saya Cuma limbung, tercekat, tidak mendapatkan udara segar dalam ruang se sempit ini, ucapnya terbata-bata

Syukurlah, Bapak sakit apa, kutanyakan lagi kondisi kesehatannya agar kami siap siaga, menjaga kemungkinan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tidak sengaja, mendadak dan tak terkontrol, saya barusan kentut, baunya membuat hidung dan system pernapasan saya menderita karenanya.

Ooh, jawabku sedikit kaget, jangan khawatir Pak, tenang saja, saya selalu siap siaga untuk membantu, ujarku meyakinkan.

Biarlah obrolan singkat ditelepon ini menjadi rahasia kita berdua, kulirik roman muka teman-teman sejawatku, tampak tegang menunggu kedatangan Sang Boss yang sebentar lagi keluar dari lift, hanya seorang wanita cantik saja yang memperlihatkan raut muka tampak semringah…






Photo image: diunggah dari Shutterstock.com dan tidak ada sangkut-pautnya dengan kisah humor ini.

Rabu, 12 Oktober 2011

Pada Suatu Kesempatan Tentang mu 2

Aku sudah berusaha mengenakan pakaian yang tidak mengganggu penglihatan orang tuanya dengan memakai baju paling sopan ketika suatu waktu yang paling dinantikan terucap dari mulutnya, menyebabkan aku sanggup berlama-lama didepan cermin mematut diri, Fadly berkesempatan mengajaku untuk bertandang kerumahnya.

Sekalipun merupakan pertemuan yang pertama dengan Ibunya Fadly, kesan silaturakhmi perdana tersebut meninggalkan suasana hambar dihati, tidak ada keramahan dan respon yang menyenangkan walaupun aku berusaha semampunya untuk menarik perhatiannya, entah parameter apa yang dipakai ketika beliau menilai seseorang terutama teman perempuan anaknya untuk menentukan layak atau tidak layak sebagai kekasihnya.

Hubungan kami nampaknya semakin tidak dapat dibenahi lagi, menjurus kepada suatu titik kulminasi untuk mengambil sikap dari keduanya, dari aku dan Fadly sendiri dan tulisan di wall FaceBookku merupakan pertanda bahwa kini saatnya tiba untuk berakhir secara baik-baik setelah selama enam bulan lebih kita selalu bersama, bercanda dan menjalin manisnya rasa yang demikian sederhana menurutku, tetapi kesannya teramat membekas begitu mendalam di hatiku barangkali di hatinya.

==o0o==

Dua hari setelah pesan itu muncul di wall ku, dia tidak tampak diberanda sekolah maupun di kelas, sempat kutanyakan kepada rekan-rekan sekelasnya, jawabannya cukup mengagetkanku, beliau sakit, tetapi tidak ada pesan maupun berita langsung dari Fadly mampir ditelingaku, aku mencoba menjenguknya bersama rekan yang lain ketika kabar sakitnya Fadly demikian mengganggu pikiranku. Dan di sebuah kamar di rumahnya terlihat Fadly demikian pucat dan kurus dalam kondisi yang sungguh mencemaskan semua yang hadir di ruang tersebut, aku mencoba berempati seadanya walau Fadly menangggapinya dengan biasa-biasa saja, tersenyum dan sedikit bercanda.

==o0o==

Kucoba mencari kesibukan di Fb ku, Tulisan lain muncul di dinding yang terpampang dalam layar monitor PC.

“ Halllo leony apa kabar, lama tidak berjumpa dalam kegiatan ekstra kulikuler kita, kamu marah ya ? ” tulisan tersebut ternyata dari Safta teman satu kegiatan esktra kulikuler di sekolahku, entah kenapa tulisan tersebut menohok kesendirianku, semakin menambah rasa terpurukku seolah teman-temanku bahkan seluruh dunia tau bahwa hubunganku dengan fadly sedang dalam masa-masa kritis.

“Keadaanku baik-baik saja, kebetulan lagi ada kegiatan di rumah, maaf mungkin besok aku akan kumpul lagi bersama teman-teman “ jawabku singkat. Safta memang teman yang paling banyak dikenal disekolahku, fosturnya tinggi juga dan kepribadiannya menurutku cukup simpatik, amat menyenangkan, hal tersebut memang diakui oleh seluruh rekan dalam grup eskulku, sehingga kalau tidak dibalas statusnya bagaimana kata rekan lainnya, sudah terpuruk nambah masalah lagi wah aku buru-buru offline saja dari situs jejaring social ini.

Ternyata dugaanku benar, bahwa berita hubungan antara aku dan Fadly diantara teman-teman se SMA ku sudah sedemikian menjadi isu yang terus menerorku dengan pertanyaan-pertanyaan paling sensitif.  Banyak sekali yang simpati terhadap kasusku, tetapi banyak juga yang menguatkan hati Fadly melalui status tanda pedululi di wall FB nya, agar tidak terpengaruh kemudian tenggelam dalam perasaan terpuruk, paling penting kondisi kesehatannya harus selalu diperhatikan ujarnya. 

“Aku mau koo menjadi sarana pencurah muntahan serapahmu “ ujar Safta sambil tertawa nyengir. “ siapa yang marah” pikirku dalam hati.

==o0o==

Hampir dua minggu, Fadly tidak nampak muncul di sekolah lagi, aku semakin khawatir saja dengan kondisinya, sedang Safta semakin memburu mendekatiku, walaupun belum menyatakan apa-apa tetapi kerap dia selalu memberikan perhatian berlebih. Setiap pagi menjelang berangkat sekolah dia bersama motornya sudah nongkrong di gerbang rumahku berniat meluncur kesekolah bersama-sama.
” karena jalur perjalanan dari rumah menuju sekolah melewati rumahmu ” ujar Sapta ketika mencoba menanyakan maksud dan tujuannya menjemputku.

==o0o==

Dua minggu lebih setelah menerima pesan dalam Wall ku, aku larut dalam peristiwa yang sungguh tidak dapat dipercaya bahwa kejadian tersebut benar-benar hadir diantara hubunganku dengan Fadly. Dalam derai air mata serta kesedihan mendalam seluruh anggota keluarganya, aku hadir berbaur bersama hampir seluruh teman kelasku ditempat berkabung di rumah Fadly, suasana sendu menyeruak dimana-mana, do’a-do’a yang dipanjatkan serta pesan empati disampaikan, aku sempat mencium punggung telapak tangan Ibunya ketika proses pemakaman usai dilaksanakan, beliau memelukku erat seolah tidak ingin lepas, Dia merangkul tubuhku dan aku memeluknya dengan lembut larut dalam suatu perasaan kehilangan yang sama.

“ Fadly sudah lama sakit, dokter sudah memberikan vonis tentang rentang waktu hidupnya ” ujarnya terbata-bata, “Semenjak SLTP dia terkena kangker paru-paru ganas, saat akhir hayatnya otaknya sudah tidak lagi mendapatkan supply oksigen yang cukup” ujarnya pasrah.

“Mohon untuk dimaafkan dengan hati yang ikhlas apabila Fadly selama ini mempunyai kesalahan, baik sengaja maupun tidak disengaja terhadapmu dan rekan-rekan lainnya” ujarnya lirih.

Di rumah berkabung itu, segalanya seolah tampak kelabu, warna-warna hitam mendominasi upacara penghormatan terakhir terhadap kekasihku, secara spontan saja suaraku terucap tanpa harus terdengar oleh orang lain disekitarku, ada perasaan sesak di dada ini, ada suatu kesempatan bisa mengenalmu lebih dalam, tetapi tidak dapat aku manfaatkan moment tersebut dengan sebaik-baiknya.
“Terimakasih Fadly atas selama kurun waktu bersamamu, aku mempunyai kesan yang mendalam terhadap kepribadianmu, jika ada kesalahanmu sudah sejak lama aku maafkan, semoga engkau tenang menghadapNya.

Maafkan aku.

11-10-11
Alibukbrax

Senin, 10 Oktober 2011

Pada suatu kesempatan tentang mu



Cinta memang unik, cinta datang mengikuti getaran hati setelah melalui suatu proses pandangan mata kemudian otak menilai dan hati menimbulkan rasa yang aneh tetapi benar-benar ada, getaran nya sering menimbulkan kerinduan ketika beberapa waktu saja tidak bersua, perasaan ingin selalu hadir bersamanya, larut menikmati keindahan dan merasakan dentam debaran jantung membuat raut wajah sekaligus senyum ter ulas berbunga-bunga, jujur dan alami, ratio memang kadang terabaikan ketika hati sudah terlanjur jatuh ke dalam pesona nya.
Dalam hidup menggapai cinta, kadang terabaikan sesuatu momen untuk saling memberi, meminta lebih menguasai perasaan dari pada berfikir untuk menyedekahkan sesuatu yang positif bagi kekasih.
Ketika dengan tiba-tiba saja aku duduk-duduk di sebuah kafe kecil bersama seorang teman paling akrab, ingin mendambakan rasa itu bergetar dalam hati, di sebuah kafe kecil setelah selesai jalan-jalan di tebaran ruang sibuk penuh dengan orang-orang disekitarnya, aku memilih rehat di suatu tempat yang agak sepi, hanya ada beberapa orang tua disekeliling muda-mudi yang asyik bercengkrama, menikmati beberapa panganan ringan dan masing-masing secangkir besar minuman dingin, kuacuhkan saja teman satu nasibku, yak mereka sama sepertiku sama-sama dalam kondisi jomblo.
Menikmati camilan ringan dan minuman dingin sungguh amat menyegarkan tubuh diterik panasnya matahari menjelang sore, udara yang panas sisa-sisa tengah hari tadi imbasnya masih meninggalkan gerah membuat badan sedikit berkeringat dan kulit wajahku agak kemerahan. Kuperhatikan sekitarku, tempat duduk serta meja yang lain sudah terisi semua, pengunjung lainnya juga bernasib sama sepertiku, sedikit tercekam cuaca membuat tubuh terasa tidak nyaman, dua orang remaja sedikit dibawah umurku sedang asik bercengkrama entah sedang membicarakan apa, masing-masing secangkir minuman dingin nampaknya mampu
menetralisir ketidak nyamanan tubuhnya, mimiknya kadang tersenyum memperhatikan lawan bicaranya, kemudian dengan tiba-tiba saja tertawa cekikikan dan aku serasa semakin kesepian saja diantara pasangan pasangan sibuk dengan keceriaannya masing-masing.
Kunikmati saja apa yang ada dihadapannku, tiba-tiba saja seorang pemuda bertampang dan berfostur sesuai dengan anganku, lewat persis didepanku berlenggang bak peragawan, berperawakan khas, ramping dan tinggi menghampiri seorang ibu yang berada tepat sedikit berada dihadapanku, kemudian duduk menyamping melapangkan ruang pandangku untuk sekedar menikmati gerak-geriknya. Proses pesonaku berlangsung mengalir, kunikmati saja moment penting ini.
==o0o==
Kini perjaka tersebut hampir setiap hari selalu bersamaku baik ketika berangkat sekolah maupun mengantarnya pulang ketika tanda bel telah berdentam, dia memang satu SMA denganku dan satu tingkatan pula semenjak enam bulan yang lalu dia terdaftar di satu sekolah yang sama denganku.
“Hubungan kita Off dulu ya Leony,tulisnya dalam wall Fb, pikiranku lagi tersumbat dan aku tidak tau apa yang harus kulakukan agar kebersamaan kita tidak mengalami suatu yang justru mendatangkan hal yang tidak diinginkan bersama”, begitulah status facebooknya yang tertera di dinding account pribadiku, aku bener-bener buntu apa yang kau inginkan, sambil merenung penuh tanda tanya.
“ kau tidak menyadari ya, bahwa tulisan yang terpublish di fb akan tersebar kemana-mana akan termonitor juga oleh rekan-rekan kita satu sekolah” ujarku dalam tulisan chat.
“aku sudah memperhitungkannya, sudah dipikirkan dengan matang dan saya kira tulisan yang terpublish tersebut benar-benar hasil dari olahan rasaku yang sudah direnungkan dengan matang”, Fadly membalas pertanyaanku “. Aku benar-benar tidak tau apa yang kau pikirkan tentang hubungan kita selama ini sehingga dengan tiba-tiba saja tulisan tersebut muncul dan membuat galau perasaanku.
Hubungan aku dan Fadly menjadi semakin renggang akhir-akhir ini, setidaknya sudah beberapa hari tidak saling terkoneksi satu sama lain dan keadaan tersebut memposisikan diriku semakin terpuruk saja, menggantung dengan keputusan sepihak, padahal informasi tersebut sudah tersebar kemana-mana mungkin sudah menjadi bahan gosip rekan-rekanku dan sampai saat inipun aku tidak habis pikir dengan jalan pikirannya.
“Jika kau berkehendak untuk mengakhiri hubungan kita kenapa dengan cara yang tidak elegant demikian, kenapa tidak membicarakannya baik-baik” pikirku dalam hati yang semakin tidak pernah kumengerti ada peristiwa apa yang menimpa otaknya. Sebetulnya pernyataan Fadly tersebut sudah diperkirakan sebelumnya, bahwa berakhirnya hubungan kita berdua cepat atau lambat pasti akan terjadi, aku teramat mengetahui karakter Fadli yang sangat patuh dan hormat kepada Ibunya, Ayahnya sudah beberapa tahun meninggal, sehingga Fadly sebagai seorang anak laki-laki tertua dikeluarga tersebut dirasakannya mempunyai peranan penting menurutku.
Kuperhatikan reaksinya ketika suatu saat aku ingin sekali berkunjung kerumahnya, masih tersimpan beberapa pertanyaan yang belum terjawab dari mulut Fadly ketika itu, perasaan risih yang pernah dialami sebelumnya seolah menguatkan ketika Fadly sepertinya enggan mengajak aku untuk dikenalkan kepada anggota keluarganya.
==o0o==
Aku sudah berusaha mengenakan pakaian yang tidak mengganggu penglihatan orang tuanya dengan memakai baju paling sopan ketika suatu waktu yang paling dinantikan terucap dari mulutnya menyebabkan aku sanggup berlama-lama didepan cermin mematut diri, Fadly berkesempatan mengajaku untuk bertandang kerumahnya.
Sekalipun merupakan pertemuan yang pertama dengan Ibunya Fadly, kesan silaturakhmi perdana tersebut meninggalkan suasana hambar dihati, tidak ada keramahan dan respon yang menyenangkan walaupun aku berusaha semampunya untuk menarik perhatiannya, entah parameter apa yang dipakai ketika beliau menilai seseorang terutama teman perempuan anaknya untuk menentukan layak atau tidak layak sebagai kekasihnya.

Bersambung...

10-10-2011
Alibukbrax.