Selasa, 19 Oktober 2010

Replika Menara Eifel berubah menjadi burung




Rasanya sudah beberapa menit berlalu anton bulak-balik di beranda rumahnya, ada rasa tegang yang amat sangat, tampak terlihat dari roman mukanya yang pucat dan sedikit berkeringat walau malam ini udara sedang dilanda mendung, hujan rintik-rintik semenjak sore tadi tidak henti-hentinya tercurahseolah diturunkan dengan perlahan dari atas langit yang kelabu, keningnya ditekuk agak mengkerut,
memperjelas garis-garis yang menghiasi wajahnya, semakin kentara memperlihatkan roman agak geram, matanya garang terus saja berkeliaran mengawasi setiap sudut ruangan. menyapu setiap jengkal wilayah kekuasaannya.
Tadi ia jelas sekali terlihat masuk melalui pintu depan, gumannya. Kini entah kemana dia ngeloyor, berjalan dengan tenang saja, melangkah seolah tidak memperdulikan yang punya rumah memperlihatkanstrees berat. Sedari tadi Anton sudah memasang kuda-kuda pertanda siap siaga menghadapi musuh besarnya, sementara kedua tangannya tetap saja memegang alat pemukul dengan erat setelah tergesa-gesa tadi mencari perkakas untuk mempertahankan diri, berjaga-jaga siapa tau makhluk tersebut menyerang dengan tiba-tiba, sehingga tanpa sadar dia meraih apa saja yang ada didekatnya untuk sekedar dapat digunakan sebagai pemukul, sebuah gagang sapu yang tersandar dipinggir tembok dekat pintu beranda dia sambar dengan cepat tanpa kompromi.
Makhluk bengis tersebut tetap saja tidak menampakan diri, gelisah Anton semakin menjadi-jadi, dia mencoba merunduk, matanya liar menyusur setiap kolong tempat duduk dan meja….sekonyong konyong saja kini dia meloncat kaget…
makhluk tersebut ada disana, teriaknya …dia ngumpet dibawah kolong kursi, pada kenyataannya dengan spontan anton terjajar mundur beberapa langkah kebelakang. Kuda-kudanya yang tadi tampak kokoh kini hancur berantakan, gagang sapu yang tadi dipegang erat dengan kedua tangannya kini disandarkan kedadanya, napasnya turun naik, matanya mendelik dia tidak berani melangkah sejengkal pun.
Istrinya yang sedari tadi memperhatikan tingkah polah suaminya kini tertawa cekikikan, dia bejalan menuju makhluk yang bersembunyi dibawah kursi tersebut sambil mendesiskan kata-kata huuuss…huuusss….hhhusss, Ia mengibaskan sebelah sendal plastik, mengusir makhluk yang paling ditakuti Anton dan kucing tersebut terbirit-birit berlari menuju pintu kemudian berjalan gontai keluar meninggalkan rumah dengan anggunnya.
Carnipor Phobia barangkali atau tepatnya cat phobia …haa..ha..ha..
Isterinya terus saja berlenggang dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa, kemudian memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membersihkan lantai beranda rumahnya,sapu ijuk yang terlanjur diambil dari genggaman suaminya  dia kibaskan menyapu remah-remah bekas makanan kecil anak bungsunya.
Anton melongo, sisa-sisa kaget masih belum raib sempurna dari rasa cemas yang mencengkeramnya tadi.

==================================================================================

Replika menara eifel mungil tersebut terlepas dari dekapannya, benda kesayangan teman anton yang paling diagungkan olehnya kini tampak tergeletak, siempunya benda terlelap sesekali memperdengarkan bunyi dengkur mengiringi nyenyak istirahat total.
Anton muda dan rekan lain melongo, baru kali ini benda keramat yang selalu dia simpan dengan rapi tersebut tergeletak bebas tanpa perlindungan apapun.
Perjalanan tadi, menyusuri ngarai menuju tempat rekreasi cukup melelahkan segenap rekan anton, kira-kira delapan km selama kurang dari dua jam telah ditempuh untuk menuju rumah peristirahatan ini , Sebuah rumah vila kecil sederhana kapasitas empat orang anak. Kini vilatersebut telah dihuni dengan nyaman selama kurang lebih dua hari. Sebuah acara rekreasi hura-hura yang diadakan sekolah SLTP selepas acara ulangan umum yang cukup menguras pikir dan energi, kini rasanya seolah telah bebas lepas.
Telah tiba saatnya seluruh kelas dua b SLTP tersebut untuk bersenang-senang, jalan setapakberliku mengikuti kontur pegunungan dilahapnya dengan suka cita, sesekali suara koor anak-anak mengalun dengan lincah menyanyikan lagu-lagu riang, berjalan mengular berderap,menghentakan kaki menyusur jalan berliku.
Hawa pegunungan didaerah Bandung utara yang sejuk segar, antara Pakar Dago-goa Jepang menuju tempat rekreasi dihiasi sungai-sungai kecil didalamnya. Huuuugghh …sungguh indah tempat ini. Pikir Anton….
Namun selepas makan siang menuju sore, Anton dan rekannya cukup membuat matanya susah untuk tetap terbuka, selonjoran saja dilantai vila menonton acara satu-satunya yang tertangkap pesawat televisi monocrome diruangan tersebut. Sekejap itulah salah satu rekan Anton sudah terlelap melupakan mainan miliknya yang paling dirahasiakan. Replika Menara eifel yang tampak dari hadapan anton berdiri agak miring kekanan.
Dalam moment sekejap tersebut melahirkan kreatifitas spontan tiga orang anak SLTP tersisa termasuk Anton didalamnya. Mereka perhatikan benda tersebut dengan seksama, seseorang berjalan keluar mengumpulkan bulu-bulu halus ayam kampung yang bertebaran setelah tadi dipotong siempunya vila untuk lauk-pauk acara makan siang dan malam.
Replika menara eifel tersebut kini sudah berubah wujud telah dihias cantik menyerupai burung indah, tampak kepalanya sedang mendongak keatas, kelangit-langit ruangan vila. Tubuhnya diselimuti rekatan bulu-bulu halus ayam kampung sehingga bentuknya mirip sekali dengan sosok Anis kembang kepunyaan Paman. Anton yang bersuara merdu.
Hasil kreatifitas nan indah tersebut kini diamati dari kursi tempat duduk masing – masing, dalam suasana terkagum atas kreasi spontan mereka, tidak tau dari arah mana datangnya, melangkah tanpa meninggalkan jejak suara sedikitpun, tampak seekor kucing betina gemuk sedang mengendap-ngendap mengincar mangsa semakin dekat dengan menara eifel yang berhias, malah kini menjadi dua ekor… soo what….
Kontan saja seluruh rekan Anton terkesiap melonjak belingsatan dari tempat duduknya masing-masing, sebagian berusaha melindungi menara burung tersebut yang lainnya berusaha mengusir dua ekor kucing betina gemuk dengan membabi-buta, suara gaduh menyebabkan sipemilik replika yang tadi tertidur lelap kini bergerak-gerak siuman, menggesekan punggung telapak tangan, membangunkan matanya.
Setelah agak tersadar dia tersentak kaget, matanya melotot, berteriak menjerit memandang replika menara eifel kesayangannya kini berubah menjadi burung……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda