Selasa, 01 November 2011

Lengkungan di Bibir Menyiratkan Sebuah Komunikasi Sosial



Heran sekali dengan Bapakku, ucap Anton ketika ngobrol bareng bersama temannya, seumur-umur yang gua tau, Beliau nggak pernah tuh tersenyum, memang militer sihh…. 

Barangkali kode etik militer mengharuskan tidak boleh demikian Ton, Ujar Sumed menimpali, soalnya pernah gua berpapasan dengan tetangga  yang berseragam militer, dia gua ajak senyum sambil manggut, eh malah dia liatin gua, tanpa ada tarikan bibir yang berkesan membalas yang gua lakuin, jadinya  seperti senyum – senyum sendirian dehh…

Dia pikir aneh kali Med, senyum loo keliatannya seperti menyeringai, setengah mengejek, …hehehe..ucap Anton tertawa ngekek, senyum loo tidak ikhlas barangkali.

Gua nggak habis pikir ton, tetep, kenapa ya ada orang yang kuat seumur-umur membawa bibir hanya digunakan untuk makan sama minum doang, sedikit bersedekah kekk menyunggingkan senyum walau sedikit buat sesama….

Hahaha yang jelas senyum itu menyesuaikan dengan situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauannya sebatas mata memandang….ucap Anton sambil tersenyum, senyum sehat itu hanya milik orang yang ikhlas koo.Ternyata senyum bukan hanya sebuah ekspresi ceria yang ditandai dengan lengkungan dibibir, senyum mempunyai banyak makna dan arti menyiratkan sebuah komunikasi sosial.

Tapi jangan salah Ton, karena gua dasarnya memang suka senyam-senyum pada setiap orang, banyak sekali pengalaman suka dan duka dengan sunggingan  di bibir gua ini. Malasahnya gua udah bener-bener ikhlas dengan senyuman gua  di tambahin bonusnya dengan tatapan sendu lagi, eeh malah gua kena bentak, menurut komentar temen gua ketika curhat dengannya, gua dianggap ngaak punya tenggang rasa, tidak berperasaan, nggak berperikemanusiaan ….caape dehhh, padahal gua nggak neko-neko kooo,gua hanya tersenyum pada seorang lelaki yang sedang dimarahin isterinya karena lalai menjaga anak satu-satunya hingga terjadi kecelakaan fatal dan masuk rumah sakit…setelah gua senyum malah dia berantem, gua yang bengong sambil terus senyum dibentak juga oleh kedua orang tersebut. Terus pengalaman gua selanjutnya….

Stopp…Stoppp, sudah, sudah… Kesimpulannya menurut Penulis Marianne LaFrance, yang diringkas oleh Mukti Effendi dari buku barunya ‘Lip Service’ menulis bahwa setiap senyuman merupakan sebuah magnet sosial, parameter kepercayaan, sebuah perangkat penebar kemarahan, alat tawar menawar, hingga alat menjaga ikatan sosial.

Itulah sebabnya, sunggingan di wajah merupakan ekspresi yang paling cepat dikenali. “Tak peduli apakah itu senyum nyengir, menyeringai menakutkan, atau berseri-seri, semuanya memiliki arti,” ujar LaFrance, Profesor Psikologi Universitas Yale. Dia menambahkan, sebuah senyuman bahkan berpengaruh pada politik, pekerjaan, hubungan, dan budaya.

Meskipun tersenyum sering menandakan kebahagiaan, ekspresi ini juga menyampaikan berbagai emosi mulai dari menghibur, rasa malu, penipuan hingga menghina.

Studinya menyebut, ada perbedaan cara tersenyum pria dan wanita. Wanita rata-rata lebih banyak tersenyum ketimbang pria. Salah satu alasannya, kata LaFrance, adalah alasan biologis.
Para peneliti menemukan otot senyum utama, yang dikenal sebagai zygomaticus lebih besar dan tebal pada wanita daripada pria.  Kedua, area kerja wanita kebanyakan membutuhkan sosialisasi yang lebih banyak dibanding pria. Dan, umumnya wanita lebih cenderung memiliki keinginan bersosialisasi.
Wanita sering berperan mengatur kegiatan sosial, mengurangi konflik, dan peduli kehidupan emosional orang lain,” tambah LaFrance.

Meskipun senyum biasanya memperlihatkan ekspresi positif ada sisi gelap dalamnya. Seperti tersenyum saat menyembunyikan perasaan atau bersikap sinis.  “Senyum merupakan sebuah topeng yang besar,” kata LaFrance.

Senyum adalah sebuah pendekatan paling mudah saat pendekatan lain tidak bekerja,”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda