Selasa, 09 Desember 2014

Sikap sebagai Jokowi Hater sebaiknya dihentikan.








Memang bener menurut Kabayan  ketika  sempat  ngobrol dengan Mang Ihin sehabis bubaran sholat Jum’at yang baru berlalu, menurut Kabayan bahwa seseorang yang bagaimanapun kacaunya jika sudah sadar maka tindak-tanduknya bahkan kebiasaannya yang paling pembenci pun bisa berubah 180 derajat, apalagi hanya menyangkut kasus sepele sebagai Jokowi hater pasti akan mudah  berubah.

Kabayan   sadar bahwa sudah bukan waktunya lagi untuk mengkritik apalagi mengolok-olok  sosok yang sekarang sudah menjadi orang nomor satu di negara Indonesia ini. Di daerahnya malah  sudah tidak ada orang-orang yang menunjukan sebagai Jokowi hater bahkan tidak nampak keganasannya lagi walaupun kritik terhadap sosok Presiden sekalipun sejak jaman reformasi memang wajar adanya, apalagi saat pra maupun pasca pilpres  keadaan seolah menjadi gonjang-ganjing dihiasi dengan status-status tidak terkontrol di media sosial  dari simpatisan dan relawan kedua belah pihak, pihak Prabowo maupun Jokowi sendiri,  hal itu kerap kabayan perhatikan beritanya di siaran TV 14 inc nya.

Beberapa alasan kenapa sikap kritik pedas termasuk  katagori kritik untuk membangun pun apalagi status terang-terangan sebagai Jokowi hater sebaiknya dihentikan segala aktifitasnya dengan penuh kesadaran, Ujar Kabayan suaranya agak lamban tidak berapi-api seperti sebelumnya, Mang Ihin yang duduk  mendengarkan semua yang di ucapkan oleh Kabayan. memperhatikan dengan serius. 

Sudah waktunya menghentikan segala tindakan yang  menunjukan dengan terang-terangan sikap kebencian  sampai memperolok sosok yang bersangkutan. Tidak perlu diabsen semua alasannya untuk  diurut rinci satu-satu  nanti malah masuk lagi kedalam lingkaran yang di cap sebagai  sikap pemberang atau pembenci Jokowi.  Alasan satu-satunya tersebut adalah : “Bukan urusan saya,” sebagaimana sering di ucapkan beliau akhir-akhir ini. Ya kalau sudah bukan urusan beliau lagi lalu apalagi yang hendak di kata, kritik pedas termasuk kritik membangun dengan argumentasi berdasar fakta  kongkrit pun tidak akan ada artinya lagi di depan beliau,  sikap beliau yang bergeming  terkesan acuh tak acuh bahkan ora urus mungkin akan menanggapi, memangnya siapa eloo...semuanya sekarang sudah end.... Tangan Kabayan menjulur meraih cangkir kopi. Ayo diminum Hin keburu dingin,  nanti  rasanya malah nggak enak.  Ujar kabayan, sejurus kemudian ia sukses menyeruput kopi yang nampak pahit rasanya.

Jadi menurut saya mah, mulai dari sekarang jangan lagi memperolok  Jokowi meskipun : Minyak bahan bakar  naik yang diikuti dengan kenaikan transportasi umum disusul juga  dengan serempak kenaikan berbagai kebutuhan pokok sampai kenaikan secara berbarengan harga bahan dan barang,  namun demikian ada kabar baiknya,  nilai rupiah dibandingkan dengan dolar meningkat sehingga harga barang-barang komoditi eksport kita terangkat, tidak penting lagi bahan dan barang import yang harganya turut membengkak mah,  kan negara kita akan beranjak sebagai negara mandiri, Siap atau tidak jangan salahkan lagi Jokowi,  salahkan saja menteri-menteri  serta aparat yang berhubungan dengan pelayanan kepada  masyarakat.

Kabayan menarik napas panjang untuk kemudian melanjutkan pembicaraan.  Sayah mah sudah tidak sabar lagi karena menurut kabar bahwa sebentar lagi, per tanggal 1 Januari 2015 setelah pesta Tahun Baru  berlangsung sukses, seiring dengan melesatnya kembang api warna warni membumbung tinggi menerangi langit kota metropolitan, maka kenaikan harga  yang menyangkut segala urusan yang berhubungan dengan pelayanan Perusahaan Negara untuk hajat rakyat secara keseluruhan akan membumbung tinggi juga. Menurut kabar harus mengikuti harga pasar seperti juga harga minyak. Coba nanti perhatikan tarif listrik, telepon, kereta api, kapal laut, air,  gas, batubara dan pada giliran berikutnya harga-harga kebutuhan masyarakat umum akan melambung juga....Halaagh.

Semua kenaikan harga itu justru tidak terlalu berdampak langsung kepada saya mah,  sebab beras  selalu tersedia dari hasil panen  sawah milik pribadi, sayuran tinggal metik di kebun pribadi, telur dan ayam punya termasuk ikan yang akan dicoba di tanam di sawah, bahan bakar tinggal nyari ranting jatuh, bahan bakar untuk lampu teplok sebagai alat penerangan di dalam rumah tinggal bikin dari minyak kelapa, jadi untuk keperluan sekeluarga sendiri mah cukup lah, hanya bayar listrik untuk TV 14 inc dan lampu penerangan di luar rumah saja ....Begini-begini juga sayah mah sudah mandiri sejak dahulu kala Ujar Kabayan sambil menyeruput lagi kopinya seolah takut keburu dingin. Selama hidup selalu sibuk ngurusi segala sesuatu milik pribadi sedangkan bepergian naik kendaraan milik peruhaan umum apalagi  negara tidak sempat, walaupun demikian sayah tetap setiap tahun bayar PBB. Yang kasihan mah penduduk desa yang tidak punya tanah garapan dengan orang-orang yang hidupnya tinggal di kota, walaupun di kota katanya gajinya besar tidak akan seimbang untuk mengatasi semua kenaikan tersebut. Menurut Informasi dari pak Kepala Desa, kurikulum pendidikan juga akan kembali ke tahun 2006, masa bodo...kan di pesantren mah sejak jaman baheula selain menggunakan kurikulum yang di urus negara juga yang paling penting mah tambahan pelajarannya, kurikulum khas pondok pesantren jangan di utak atik, kalau dirubah juga itu sih kebangetan...

Jadi kenapa menteri-menterinya yang harus disalahkan, Bah Kabayan? Ujar mang Ihin masih bingung. Kan katanya menteri-menteri tersebut diangkat oleh dan untuk Presiden sebagai pembantunya.

Nah untuk masalah itu mah tanyakan saja langsung kepada Presiden, tetapi jangan kecewa kalau nanti jawabannya akan  seperti yang sudah-sudah, itumah “ Bukan urusan sayah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda