Sabtu, 04 April 2015

Entrepreneur



Kebetulan saya kenal lelaki itu sejak dahulu, ketika orang lain sebayanya berebutan dan sibuk ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai BUMN, ia malah mempunyai rencana yang amat kuat untuk menjadi interpreneur sejati. Entahlah apa yang melatarbelakangi cita-citanya itu, yang jelas referensi tentang wirausaha itu sudah banyak bahkan sejak jaman dahulukala ketika ditemukannya kiat-kiat wira usaha sesuai per jenis produksi, ia malah hanya mengandalkan pengetahuan yang di dapatnya secara langsung dari bisnis orang tuanya paling tidak ia ingin menjalankan bisnis sesuai dengan keyakinannya. Jika tidak kesampaian pun tidak apa-apa ia menjadi peternak saja di areal lahan yang cukup luas milik orang tuanya, dapat dibayangkan betapa ternak-ternaknya bebas sesuka hati bermain di arealnya dan makan sekenyangnya.


Saya tidak merasa heran ketika ia mulai membangun toko sederhana yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat sampai ke kebutuhan lainnya yang memang mutlak harus tersedia di rumah-rumah setiap keluarga. Mulai dari beras sampai sapu dari kecap sampai aneka panganan jadi yang dititipkan oleh industri kecil makanan rumahan yang ia seleksi terlebih dahulu, bahkan kerap ia memberi bimbingan perihal higiene dan sanitasi pengolahannya sampai ke estetika penyajian dan citarasanya yang unik, maka usahanya semakin lama semakin berkembang saja seiring bisnisnya mendapat kepercayaan dari pihak perbankan dan industri produksi kebutuhan rumah tangga yang dimasukan ke tokonya. Akhirnya ternyata usahanya memang berkembang pesat menjadi toko swalayan serba ada yang berdiri tiga  lantai di tempat strategis dimana langganannya  berlalu lalang berkunjung untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya masing-masing  sampai kepada orang-orang yang hanya sekedar berekreasi kuliner untuk sekedar menyantap makanan olahan yang belakangan tersedia di tokonya. Disamping itu, ia menjalin hubungan bisnis dengan pengusaha lokal sampai pengusaha yang berlabel waralaba.

jika mengamati jumlah Karyawan tetapnya paling sedikit tokonya merekrut 30 tenaga kerja laki-laki maupun perempuan muda yang terbagi atas dua shift kerja dengan upah di atas UMR lokal.



Semakin tokonya berkembang dengan banyaknya karyawan muda yang segar lagi cantik dan tampan. Isterinya yang memang cukup cakap berbisnis karena memang sama-sama membangun usahanya dari sejak kecil sampai menjadi besar, maka iapun mulai mengambil alih kepenguasaan tokonya. Kondisi ini semakin memberikan kelonggaran kepada lelaki tersebut untuk berpikir secara cerdas, mengambil peluang untuk memanfaatkan waktu luang, sumber daya dan kepercayaan pihak-pihak yang berhubungan dengan bisnisnya untuk menambah lagi jumlah usahanya.



Selisih beberapa waktu kemudian seiring waktu, keberhasilan bisnisnya pun semakin bertambah. Di beberapa tempat strategis lainnya telah berdiri toko swalayan miliknya dari dua, tiga sampai akhirnya memiliki empat perusahaaan swalayan yang tidak kalah ramainya dibandingkan dengan usaha-usaha sejenis yang ada di kotanya, tentu saja berikut mengangkat seorang manajer piawai yang telah diseleksi secara ketat sesuai dengan kriterianya sehingga dapat mengelola bisnisnya dengan cekatan sekaligus juga merangkap sebagai pemiliknya, bagaimana tidak karena managernya adalah isteri-isterinya yang aduhai, baik di tempat kerja maupun dalam mengurus rumah tangga. Sedangkan lelaki tersebut selain bertindak untuk dan atas nama kepala keluarga juga layaknya berfungsi sebagai komisaris dari ke empat perusahaanya yang bertugas mengawasi, mengevaluasi jalannya usaha dan memberi saran perbaikan secara rutin dalam jadwal yang sudah disepati bersama dan fungsi lain layaknya komisaris merangkap sebagai kepala keluarga.



Saat ini memang banyak berdiri berbagai macam toko serba ada yang ber label ....Mart bertebaran dibeberapa kota sampai merambah ke desa dengan manajemen terkoordinasi, terintegrasi dari hulu sampai hilir. Secara hanya berpikir sederhana saja  sebenarnya ia merasa khwawatir tentang perkembangan bisnis usaha swalayan yang menjamur tersebut, karena hal itu hanya menciptakan segelintir pengusaha konglomerat saja yang sueper kaya tanpa memberi peluang kepada yang lainnya, sedang apabila menerapkan kiat bisnisnya setidaknya ia telah berhasil mencetak 4 manajer sekaligus pemilik perusahaan dengan sedikitnya memberi peluang kerja kepada 120 karyawan  ditambah memberikan kesempatan untuk pekerja bisnis beberapa pengusaha industri rumahan lokal mulai dari telur ayam kampung, ayam ras dan  telur asin, olahan berbagai ikan dari ikan asap, goreng belut sampai olahan baby fish ( ikan kecil yang di goreng) belum lagi pangan olahan lainnnya seperti berbagai macam getuk dari berbagai bahan dasar, kue lapis sampai nasi kuning campur dadar telor dan irisan tempe yang dikemas cantik, disamping itu tentu saja membangun kerjasama dengan pengusaha lokal yang memanfaatkan lahan longgar di areal bisnisnya, maka susah sekali menebak berapa usaha industri rumahan yang bersama-sama terlibat langsung maupun tidak langsung dengan bisnisnya.


Jadi Ia sebenarnya sependapat dengan beberapa kepala daerah dan kota yang menerapkan peraturan untuk membatasi pengusaha toko serba ada intergrated dari hulu sampai hilir yang merambah beberapa kabupaten, kota sampai ke pelosok desa yang secara bisnis tentu saja dapat mematikan pengusaha lokal. Bayangkan saja jika ada seratus pengusaha saja seperti lelaki tersebut maka dengan mudah dapat dihitung berapa manager piawai yang merangkap sebagai pemilik perusahaan termasuk jumlah karyawan yang direkrut berikut industri kecil pengolahan makanan khas daerah yang dapat ditampung hasil produksinya, belum lagi jika dalam cakupan propinsi ahh terlalu jauh menghayal, tetapi kenapa tidak.



Lalu timbul pertanyaan dalam benak saya sendiri sudah seberapa jauh upaya bisnis yang sudah dirintis oleh saya pribadi?



Maka sambil celingak-celinguk takut diketahui oleh seisi keluarga, sesungguhnya saya merasa cukup bahagia ketika sudah diberi kesempatan untuk dapat duduk sendirian dari beberapa menit sampai hitungan jam bermeditasi di ruang khusus di rumah saya pribadi, di depan komputer pribadi juga hanya untuk secara leluasa dapat berpikir dan berkhayal sehingga dapat menulis beberapa esay dan cerita pendek maupun cerbung sekalipun yang sangat sederhana. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu sampai dengan saat ini dengan tanpa mendapatkan gangguan maupun rongrongan dari pihak manapun juga, sekaligus mohon dimengerti oleh seisi keluarga bahwa kegiatan ini tanpa mendapatkan imbalan apapun apalagi keuntungan finansial daripadanya, cukup hanya sekedar mendapatkan kepuasan batin dapat menyalurkan hobi dan uneg-uneg saya yang tertinggal didalam kepala untuk segera di tuangkan dalam format microsoft Word yang disimpan dalam file di komputerku atau di publish melalui media sosial dan blog pribadi, sedangkan dibidang lain tentu saja tugas dan fungsi sebagai kepala keluarga juga harus terpenuhi. hahaha


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda