Senin, 14 Desember 2015

Desember

Desember


Serasa baru sadar bahwa saya kurang suka bulan Desember, ia telah membawaku ke dalam ruang dan waktu  menjemukan, sisa hujan yang dari tadi dengan sabar turun belum juga tuntas sedang basah sudah merangsek kedalam kamar, ruang keluarga dan garasi yang karena cukup luasnya hendak kusiapkan sebagai warung saja dengan perubahan disana-sini berharap ada kesempatan yang mampir membawa kabar gembira dan segenggam pengharapan.

Desember memang genit, ia menyisakan dingin yang bukan pada tempatnya, pada siang yang seharusnya sinar matahari mewarnai kebun bunga kecilku dengan suasana cerah kini hampir tersiram kelabu disertai tangkai-tangkainya yang berguguran saat aku malah merindukannya ia mekar merekah sempurna.

Desember juga menampakan wajahnya yang garang seolah tinggal menghitung waktu dimana denting jarum jam, menit lalu kulihat detik terburu-buru berlari seakan dikejar setali lembaran uang yang harus kubereskan pada waktunya dengan segera sebelum berganti menjadi tahun depan.'
Namun Desember tetap lucu, karena disana tersimpan kenangan yang tertatih-tatih menyembunyikan kesedihannya dibalik sukacita yang mengharu biru. 

Ah Desember sebentar lagi akan berlalu dan engkau tidak putus harapan untuk menemuiku lagi di kesempatan berikutnya, bukan?




Kuda dan wanitaku yang nyentrik


Ketika debu jalanan memercik tersibak kaki-kaki telanjang
Ketika hamparan rumput hijau luas membentang
Dan selimut udara dingin itu merajah kita sampai ketulang

Aku dengan santai mengendalikan kudaku yang berlari pelan
Kaki-kakinya berjingkat-jingkat menggoyangkan tubuhku
kau yang aneh tepat berada disampingku, duduk diatas pelana kuda lainnya yang berlari gontai

Entah bagaimana caranya kau bisa berada diatas kuda betina yang tampak anggun itu
Tetapi aku tetap menyangsikan kau akan dapat leluasa mengendalikan kudamu sesuka hati
Cara dudukmu itu yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya, kau malah menghadap kebelakang.

Kupelankan derap kudaku dan mendapatkan tentang keyakinanku yang semakin mantap
kau yang cantik ingin tampak beda atau sedang gila?
Kudamu mendahului kudaku dan kini kau tampak dengan jelas dipandanganku
Wajahmu yang merayu sungguh semakin menggemaskan
Cengengesan, semringah, bercampur ketakutan
Aku malah menikmati suasana nyentrikmu
selain kutangkap raut wajah sahdumu yang sedang eksentrik
kulihat pinggul kudamu berayun pelan kiri-kanan...kiri-kanan
itu tidak bagus kawan, menganggu pemandangan yang sedang khusu kunikmati saja.
santai saja....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda