Rabu, 27 Juli 2011

Handphone Jadul

                                                             Image from Shutterlock.com

Ketika subuh sudah berlalu dan matahari mulai menampakan dirinya, indah dengan sinarnya menerangi alam sehabis semalaman tidur lelap diiringi hujan rintik, kemudian gelap.dengan tiba-tiba saja menyergap karena wilayah kita terkena giliran pemadaman oleh yang punya perusahaan listrik negara.

Memang bagi masyarakat sebagai konsumen tetap perusahaan tersebut kadang-kadang harus sabar dan nrimo saja ketika pemadaman listrik mampir ke wilayah tempat kita, tanpa bisa kompromi walau saat itu sedang sangat membutuhkan pasokan energi tersebut. 

Kondisi terang dan gelap adalah dua sisi fenomena alam yang tidak terpisahkan dengan siklus kehidupan makhluk yang sangat dibutuhkan dan bergantung dengan keberadaannya. 

Siang lazimnya terang adalah waktu untuk menyambut aktifitas, mencari sebakul nasi beserta lauk-pauknya sehingga dapat disantap oleh seluruh anggota keluarga pada hari esok atau hari-hari berikutnya.
Jika ada uang lebih jangan lupa ditabung, kebiasaan baik tersebut dapat untuk  nambahin beli rumah atau kendaraan, bahkan bila perlu apa yang ada didunia ini boleh ditukar dengan benda ajaib tersebut jika ada duitnya. Ujar teman saya seolah ngelantur.

Yak…tentunya yang halal, yang haram mah kagak ada untungnye , rugi belipet kali akan didapatkan di dunia maupun di akherat, ujar Pak Ustadz ketika subuh tadi sempat ngobrol sehabis bubaran dari mesjid. Orang yang menafakahkan keluarganya dengan mencari rizki dengan cara yang haram sama saja dengan meracuni dirinya beserta keluarganya sendiri.

Lhooo kok, yaa begitulah, kata Bang Arief sambil ngucek kupi agar pahit dengan manis bercampur merata,  gimana kagak ngeracunin, keluarganya saja kagak ngingetin koo, Cuma bersenang-senang saja ketika berbelanja sana-sini, beli sesuatu agar terlihat berpenampilan tidak ketinggalan jaman, dia hanya mikir bagaimana caranya ngabisin duit sebegitu banyaknya, sampai tidak surut walau tujuh turunan..hehehe
lha ketika ketahuan ama aparat hukum,  habis deh,  photo diri ama namanya dipampang gede di media, kalo dia normal, malunya kagak mau ditinggal, melekat tuh ke seluruh anggota keluargga, udah habis-habisan, habis karena harga dirinya dan nama baik keluarganya jatuh ke dasar yang paling hina,  mau pindah rumah juga dunia ini rasanya seperti sempit, tiap ketemu orang dimana saja, walau belum tentu orang tersebut kenal sama dirinya, pikirnya semua orang  sudah terlanjur memberikan cap......nah kan, apa kagak nyap-nyap tuh,  belum lagi diakherat kelak. Wah…

Makanya jangan lupa  buat tabungan di akherat,  beramal sholeh dengan rejeki yang di jemput dengan cara halal jika ingin untungnya mau berlipat–lipat, ketika ikhlas menyertainya. Ujar pak Ustadz  menimpali.
Ketika malam menjelang selayaknya memang harus digunakan untuk istirahat, setelah siangnya menyambut hidup dengan segala problemanya. Tapi koo  dari malam menjelang sampai mendekati tengah malam, aku asik-asik saja nulis yak, nulis apa saja yang terlintas dibenak , nah  itulah kalau melaksanakan dengan suka cita, aneh juga yaaa,  paling hanya sedikit ngantuk,  untuk kemudian segera memanjakan tubuh  dengan selonjoran akhirnya tertidur pulas. 

Mati listrik ketika malam-malam memang menjengkelkan, apalagi ketika hujan turun rintik-rintik, lama lagi.
Nah dalam suasana demikian, teringat akan cerita seorang teman saya, kurang tau apakah pernah diceritakan olehnya kepada orang lain atau tidak. Saya mohon mafhum saja.
Sebuah cerita ketika teman saya  menunggu detik-detik isterinya  menjelang melahirkan dimalam yang gelap gulita lagi, hanya diterangi lampu tempel karena kebetulan listrik sedang padam.
Malam gelap, hujan rintik-rintik di rumah bersalin yang hanya dikomandani  oleh seorang Bidan desa, hal tersebut boleh di sebut sebagai  peristiwa menunggu yang  mendebarkan jantung, gugup tridak tahu apa yang harus dilakukan.

Dia mencoba berkomunikasi menggunakan telepon genggam miliknya untuk menghubungi saudaranya, namun hanya Ibunyalah yang sempat datang ketempat tersebut, Ibunya kurang dapat informasi  bahwa  listrik di tempat bersalin tersebut sedang mengalami giliran pemadaman. Jadinya alat penerangan minimal seperti lampu senter tidak dipersiapkan.

Teman saya gugupnya minta ampun ketika menghadapi peristiwa saat paling mendebarkan menjelang persalinan itu berlangsung dalam suasana gelap gulita hanya diterangi lampu tempel alakadarnya.
Persalinan tersebut berlangsung dengan susah payah ditolong Bidan Desa dengan bantuan teman saya sebagai seorang suami bersama dengan ibunya dalam suasana remang-remang. Alhamdulillah terlaksana dengan sukses, kini dia beroleh satu anak perempuan lagi. Dia tetap saja berucap syukur  karena persalinan tersebut dapat berlangsung dengan selamat walau ada sedikit permasalahan karena ada yang perlu di jahit sedikit katanya, kini anaknya menjadi dua orang perempuan yang melengkapi kehangatan keluarga.

Suasana persalinan tersebut beranjak tenang ketika lampu listrik sudah menyala, dunia kini terasa benderang kembali. Alat komunikasi yang sempat dia gunakan pada saat-saat genting tiba-tiba saja  berdering, Dia kembali merasakan kegugupan yang tak terkira, rasanya seperti lebih gugup ketika menjelang isterinya melahirkan tadi. telepon genggamnya yang terus menerus memanggil diselusurinya,  akan tetapi benda tersebut tidak juga ditemukan dimana diletakannya, dikantong celana maupun jaket nihil adanya, Dia berusaha mengamati disekitarnya, memasang telinganya lebar-lebar mencari  lokasi asal dari bunyi dering tersebut, namun usahanya kini sia-sia karena ternyata bunyinya sudah berhenti. Mukanya temanku tambah pucat, keringat dingin mulai menyergap. Alhamdullilah ketemu gumannya seolah hatinya bersorak , tergeletak ditempat tidur persalinan rupanya, terlindung diantara kain dan tubuh Istrinya yang kepayahan sehabis melahirkan....
Walaupun Hand phone jadul kalau dijual juga mungkin tidak ada yang minat, ternyata dalam situasi darurat tetap saja sangat  berguna walau hanya sekedar  dimanfaatkan sebagai alat penerangan untuk membuat lebih jelasnya pandangan mata Bidan Desa saat  sedang sibuk-sibuknya melaksanakan tugas berat menolong melahirkan satu  bayi lagi yang hadir kedunia dengan selamat.

Kegugupan yang luar biasa dari teman saya tersebut disebabkan karena  rasa khawatirnya yang mendalam, seandainya telepon genggam jadul miliknya yang tadi  digunakan sebagai alat komunikasi sekaligus juga berfungsi sebagai alat penerang yang cukup sukses membantu kelancaran proses melahirkan,  ketinggalan di kantung yang lain, di lokasi yang sudah dengan susah payah dan menanggung derita rasa sakit yang amat sangat dirasakan  oleh isterinya. 

Wooow………Alhamdulilah Ucapku….memberi selamat kepada temanku karena mempunyai momongan baru lagi...hahahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda