Rabu, 03 Agustus 2011

Ketika Lelaki Mata Keranjang Tidak Perjaka Lagi



Entri Baru


Siang itu, ketika cuaca sedemikian panas menyengat dijalan, banyak kendaraan yang terjebak dalam kemacetan yang panjang, debu dan asap knalpot kendaraan menyergap dan menyesakkan pernapasan, akhirnya aku berhasil mencapai pintu tempat parkir di mall tersebut, beringsut masuk satu-satu diantara kendaraan lainnya untuk mengambil tiket parkir. Ternyata sesampainya diarea tempat yang luas telah berjajar kendaraan di kedalaman lantai bawah gedung pusat perbelanjaan disekitar Kota Bandung.  Tetap saja aku harus berputar-putar mencari tempat yang kosong, mata ini demikian awas memperhatikan setiap geliat kendaraan yang bergerak sedikitpun, kekhawatiran menyenggol mobil lain atau pejalan kaki yang berseliweran diarea yang agak temaram ditambah dengan mata plus minusku yang kadang kurang awas memperhatikannya. Begitu terlihat sebuah mobil bergerak dari tempat parkirnya maka dengan sabar aku menunggunya menyelesaikan hajat mobil tersebut untuk keluar dari tempat sempit diantara mobil-mobil lainya. Dan aku sedikit lega menemukan tempat untuk segera mengistirahatkan mobilku dan segera bergegas untuk beranjak memenuhi panggilan perut yang sedari tadi tidak mau diajak kompromi. 

Yak… berada dalam area parkir yang panas dan pengap dibeberapa lantai dibawah gedung bertingkat itu sekali lagi merupakan perjuangan menahan kesabaran di hari-hari libur panjang, dimana semua orang seolah keluar dari rumahnya untuk berada dikeramaian kota Bandung yang akhir-akhir ini sering macet. 

Mall layaknya tidak melulu sebagai tempat belanja saja, tempat rekreasi sekaligus sebagai pemuas untuk cuci mata barangkali dan merupakan lokasi yang pas buat shoping juga. Bagi yang ingin memenuhi janji kencan melepas kerinduan, makan aneka kuliner, jalan-jalan memonitor mode pakaian, mensurvai harga dan sesekali menikmati hiburan layar lebar yang tersedia dipuncak gedung mall tersebut sungguh mengasyikkan rasanya. 

Masih saja area mall merupakan tempat yang menyenangkan disekitar hiruk-pikuk orang berlalu-lalang, mall dijaman modern ini merupakan suatu tempat yang demikian sistematis penataannya, mulai dari tempat parkir yang berlokasi beberapa lantai dibawahnya, area tempat pemajangan dan penjualan komoditas fashion, peralatan dan kebutuhan rumah tangga, tempat penyajian dan penjualan aneka panganan lokal maupun internasional , tempat aneka permainan, sampai ke cinema yang nyaman dipuncaknya. Semuanya begitu tertata apik memenuhi kaidah estetika, tersusun secara efisien dan efektif berikut nona-nona cantik serta pemuda-pemuda ramah melayani semua kebutuhan pengunjung sebagai konsumen. Anda dapat membayangkan berapa dana yang diinvestasikan untuk semua sarana dan prasana tersebut menjelma menjadi kenyataan, tetapi jangan dipertanyakan berapa keuntungan dari bisnis berbajet bongsor tersebut, karena jika dibicarakan maka dikhawatirkan disangka sebagai petugas intel pajak gadungan yang berkeliaran menyelidiki keharusan kewajiban pajak perusahaan yang dibebankan kepada pemilik Mall tersebut untuk kepentingan negara. Aku hanya berpikir disini saja ditempat parkir yang dihuni ratusan bahkan mungkin ribuan kendaraan roda duadan empat  dalam kondisi terdiam, kemudian yang keluar dan masuk…..waaah.

Aku, Isteriku dan kedua anak perempuanku yang baru menginjak dewasa, telah duduk ditempat yang tersisa diarea penjualan aneka kuliner di mall lantai atas, semuanya hendak menyantap fast food yang sudah terhidang dimeja setelah antri beberapa kejap, memesan dan membayar plus pajak dan tip. Hari ini demikian padat pengunjung yang sempat aku perhatikan, tempat duduk sudah hampir terisi semua, aneka kesibukan pengunjung demikian bervariasi tingkah lakunya, bercengkrama, menikmati hidangan dengan khusuk dan ada diantaranya yang menyantap sambil tangannya sesekali mengutak-atik tombol keyboar laptop, matanya tidak beranjak dari layar LCD komputer ringkas kepunyaannya, mereka demikian serius memanfaatkan waktu dan layanan akses Wifi yang tersedia secara gratis.

Sebentar kemudian disela menyantap fastfood pesananku, kursi disebelah tempat keluargaku duduk kini sudah terisi penuh, tiga nona cantik sudah menempatinya dengan sopan, yang satu kelihatannya seperti gadis India dengan warna kulit hitam manis dengan mata serta hidung nan indah menghiasi wajahnya yang menawan, disebelahnya lagi dengan ciri-ciri etnis mandarin yang terang benderang sedang yang satunya lagi gadis ayu khas wanita indonesia asli mereka ngobrol menggunakan bahasa inggris entah apa yang dibicarakan. Aku semakin kerasan saja berada disekitar nona-nona rupawan nan molek seperti boneka tersebut, dua orang putriku dan seorang lagi yang tidak ketinggalan adalah isteriku duduk berhadapan, Yak…aku seperti pangeran yang sedang dikepung oleh putri-putri cantik dari kayangan saja layaknya. Tentu saja Aku harus menjaga sikapku jangan kegeeran dan genit layaknya oom-oom senang…mataku harus segera dikendalikan untuk tidak leluasa jelalatan menyapu keindahan disekitar, keluargaku harus dijaga keberadaannya dan nyaman duduk ditempatnya.

Sekilas dalam keasyikanku menyantap makanan, seolah aku menangkap kilatan lampu blitz yang menyorot tajam mataku tepat beberapa meter dihadapanku, suatu pemandangan yang lapang tanpa terhalang sedikitpun, sesosok perempuan berpakaian kebaya apik yang nampak mencolok diantara kerumunan orang-orang berbaju modis disekelilingnya, bersanggul serasi dengan rautan wajahnya serta kacamata coklat gelap merk terkenal bertengger di atas hidungnya yang bangir menutup sepasang matanya sehingga sulit mengidentifikasi sosoknya dengan jelas, siapa gerangan yang duduk manis menghadap sambil seolah menatap lekat kepadaku. Sekali lagi aku membuang jauh perasaan yang kegeeran abiz. Tatapi nyatanya mataku tetap saja penasan untuk sekedar melirik menyelidik, ternyata dia didampingi oleh dua orang gadis yang tampaknya diatas sedikit dari umur anaku, dan cepat kutarik kembali pengintaianku, kukonsentrasikan saja ke isi kemasan merek terkenal yang ada dihadapanku. Aku segera memeriksa sikap dari nona-nona cantik disekirtarku, aku tidak ingin nampak mencurigagan dan aneh dipikirnya, kusapu satu-satu mimik wajahnya..nampak memperlihatkan kondisi yang tetap aman-aman saja sehingga kutetapkan sekali lagi untuk melirik pemandangan perempuan unik yang sedari tadi seolah memperhatikanku…dan kali ini dia tersenyum indah nan ramah,…. tapi aku pastikan dulu apa dia tidak sedang meledekku…..dia kini menggelengkan wajahnya dengan lembut beberapa kali sehingga kelihatan semakin misterius saja. 

Pa…kok.. tisunya nggak ada sih…. anakku mengagetkan rasa penasaranku….ambil saja yang ada di tas ibu ya sayang, jawabku singkat….
kuperhatikan isteriku meraih tas tangannya dan mengambil sesuatu yang dibutuhkan anak perempuanku…sedang aku tetap saja tidak ingin teka-teki perempuan unik nan misterius ini lepas begitu saja dari pandanganku…..aneh bin ajaib….dia tidak ada lagi ditempatnya lengkap dengan kedua puterinya yang sedari tadi tampak keduanya sibuk bercengkrama, kini raib entah kemana. Aku tersentak kaget, moment tersebut lepas begitu singkat dalam waktu sekejap.
Aku paham sekarang, teringat akan sahabat dekatku..ya sahabat dekatku kalau tidak kusebutkan sebagai pacar mempesona. Dia seorang lembut lagi bijak, barangkali, sikap dan pemikirannya lebih dewasa dari pada aku ketika kuliah dulu…Dia mempunyai kebiasaan unik seperti itu, hilang saja secara misterius dari sampingku ketika mataku tidak sengaja jelalatan melihat-lihat makhluk manis lain sekaumnya….dia terbakar api emosi dan memanfaatkan kelengahanku …

Yak…teringat disuatu waktu saat aku berjalan berdampingan dari kape sederhana dikampusku setelah mencicipi panganan ala mahasiswa jaman itu menuju tempat motorku terparkir ditempatnya. Dalam kondisi bersikap seperti gentleman kubusungkan dadaku mendampinginya sambil mataku kembali kambuh, terpaku melirik mahasiswi yang lagi bercanda nun agak jauh didepanku….sebelum aku tersadarkan diri ternyata dia sudah raib begitu cepat dari sampingku…….Aduh cilaka……sudah dapat dipastikan bisa bikin runyam suasana nantinya, terpaksa aku harus mencari dimana keberadaan dia dan sekaligus harus membujuk dan minta maaf untuk kesekian kalinya…..

Makanan fastfood yang ada dihadapanku sudah habis, tinggal sisa-sisa yang sulit dicerna tubuh dan tidak berminat sedikitrpun untuk menyantapnya …..aku bergegas ketempat cuci tangan….yang lokasinya berada disudut ruangan, tersembunyi agak jauh dari tempatku duduk.
Disana ditempat cuci tangan tersebut , ternyata dia berdiri sembari mengeringkan tangannya yang basah, kepalaku bagai disambar petir, dan jantungku seolah berhenti mendadak..Dia benar-benar ada…dia tersengat juga dan terpaku berjarak sekitar delapan meter dihadapanku. Kulirik keadaan dibelakangku siapa tau istri dan anakku menguntit hendak ikut membersihkan tangannya juga, ternyata aku hanya sendirian saja, jadi rasanya aman sekali untuk sedikit ngobrol tentang keberadaannya saat ini….kuhadapkan kembali wajahku menatapnya…namun seperti biasanya dia hilang begitu saja….aku lari menuju toilet namun malang kakiku tersandung sesuatu…dan……

Geeedduubbrraaaak……tubuhku terjatuh dari ketinggian tempat tidurku di dini hari yang sunyi…………aku hanya bisa melamun kebingungan dan sedikit mencubit tanganku meyakinkan kesadaranku…. Aaaakkhh hanya Mimpi rupanya.

Cerita ini hanya fiksi humor belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda