Sabtu, 12 Maret 2016

Jalan-Jalan di Kota Mini Metropolitan


Sementara dalam waktu senggang dan mumpung sudah berada di tempat wisata di kawasan Cipanas, Puncak, Cianjur dan kebetulan mendapatkan rekomendasi dari salah seorang teman, kusempatkan bersama isteri jalan-jalan di seputaran cluster- cluster vila mewah yang bertebaran di sekitar daerah tersebut. Saya mencoba masuk ke salah satu cluster vila terkenal karena lokasi dan arsitekturnya terkenal indah dan beraneka type serta jumlahnya yang banyak berderet-deret mengikuti ragam jenisnya, seperti arsitektur gaya Jepang, Spanyol, eropa dll yang berdiri megah di atas hamparan lahan puluhan bahkan mungkin ratusan hektar tetapi sepi dengan penghuni dan orang-orang yang berkunjung dan berkesempatan hadir di tempat itu. 

Memang, vila-vila megah itu dimiliki dan di beli oleh orang yang berpunya hanya untuk sekedar beritirahat dan berekreasi saja, sementara untuk sehari-hari mereka bermukim jauh dari lokasi tersebut, sehingga biasanya pada hari libur tempat ini akan ramai pengunjung. Tetapi hanya kekecualian belaka bahwa pada hari liburan kemaren tetap saja terasa sepi, entah kenapa dan ada apa, apakah karena saat ini bertepatan dengan musim krisis? Entahlah.

Saya di tawari vila yang cukup megah tetapi tampak tidak cukup terurus dengan harga yang kata mereka sangat terjangkau untuk dimiliki, jauh dibawah harga pasaran. Setelah saya coba hitung diluar kepala, diperkirakan dengan melibatkan beberapa komponen di dalamnya yang berhubungan dengan berdirinya sebuah bangunan yang semodel arsitektur megah demikian Yaa memang termasuk jauh dibawah harga pasaran. Mungkin dengan bermodalkan rumah yang saya tinggali sekarang (kebetulan sudah ada yang berminat dan harganya masuk),tetapi tetap saja saya ogah untuk memilikinya, selain sepi, lebih mirip kota hantu ketimbang pemukiman penduduk biasa seperti di wilayah dimana saya tinggal, juga apakah saya akan merasa betah tinggal berlama-lama disana, tokh saya juga tinggal di Cianjur dan kalau memilikinya juga tidak mungkin untuk dapat tinggal berhari-hari bahkan selama hidup saya untuk menetap disana. Masalahnya walaupun bangunannya tampak megah dan tertata apik beserta kemudahan fasilitas yang dimilikinya, kalau tidak ada tetangga lalu kehidupan bersosialisasiku bagaimana, kalau aku atau anggota keluarga sakit atau ada yang meninggal mendadak lalu siapa yang tau, siapa yang akan dapat menolong dan turut berduka cita? hehehe...Mungkin saja saya akan stress dan cepat mati, lalu akan diketemukan ketika sudah berhari-hari membusuk, karena bau menyengat yang menyebar sampai menggelitik hidung pihak keamanan vila.

Isteri saya yang mula-mula riskan dengan ide teman saya tersebut, karena pada awalnya saya cukup terpesona akan suasana megah bagai kota metropolitan tetapi setelah diamati lebih mirip kota hantu. Setelah beberapa lama berputar-putar disekitar lokasi untuk sekedar mengagumi keindahannya...Tiba-tiba bau menyengat tersebut mendadak ujug-ujug tercium selintas dihidung yang semakin lama semakin menyesakan pernapasan, untuk beberapa saat kemudian hilang dengan sendirinya seiring laju kendaraan yang kupacu. Setelah mencapai pintu keluar yang dijaga ketat oleh petugas keamanan vila, kami berpapasan dengan mobil ambulan yang akan masuk kelokasi tersebut, mobil putih bertanda simbol "tambah" berwarna hijau yang tampak sepi, dingin dan tidak berisik seperti di jalan-jalan umum lainnya bergegas memasuki lokasi kota mini metropolitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda