Kamis, 14 April 2011

Awalnya dari Baca


Sepertinya aku tidak akan mungkin terlepas dari sesuatu yang dapat kubaca, media bacanya dapat berupa apa saja, khususnya paling nyaman ketika  sedang berhubungan intim dengan sebuah buku yang isinya sangat menarik perhatianku, hanya pada saat-saat tertentu saja sebuah buku lepas dari genggamanku.

Tempat-tempat yang sering aku berdiam diri kemudian hanyut dikedalaman  isi sebuah buku letaknya yadi ruang santaiku, tetapi tidak terlepas juga dengan tempat duduk  yang bisa kunikmati buku tersebut dalam suasana tenang, bisa di kursi tamu di ruang tamu, kursi makan, kursi taman atau ditempat-tempat  dimana aku bisa duduk konsentrasi dengan nyaman.

Aku mempunyai perpustakaan kecil dirumahku dimana buku-bukuku tidak ditempatkan dalam rak-rak khusus sehingga tampak terlihat berderet-deret terpajang dengan rapih dan serasi, buku-bukuku yang tidak terlalu banyak hanya disimpan dilemari kecil terkadang memang bertumpuk di meja kerjaku, sebagian  buku-buku lamaku malahan tersimpan dalam koper tertutup sehingga kalau suatu saat memerlukannya tinggal dibuka dan dipilih sesuai dengan yang  diinginkan.

Disamping itu aku kerap mengunjungi perpustakaan daerah yang ada di wilayah sekitar tempatku tinggal, menjadi anggota dan aku dapat meminjam buku-buku yang memang kuperlukan, walaupun kondisi perpustakaan tersebut jumlah koleksi bukunya masih terbatas tetapi itupun sudah cukup bagiku untuk tidak bosan-bosannya berkunjung ke perpustakaan daerah yang banyak didatangi oleh pelajar, mahasiswa lokal dan orang-orang pencinta buku di daerahku. Alangkah senangnya memang ketika kita dapat berkumpul diruang baca perpustakaan, walaupun tidak saling kenal dan bercakap hanya bersapa ringan, tersenyum kemudian beberapa diantara mereka tenggelam dikedalaman isi sebuah buku,  kunikmati saja keasyikan dalam keheningan diantara banyak orang. Paling  sering  buku yang dipilih  biasanya dibawa pulang untuk disimak dirumah.

Membaca buku seperti memetik buah ilmu pengetahuan yang berkilauan berserakan di jagat raya, bahwa setiap diri dikaruniakan segala sarana dan prasarana untuk menggali nya, memanfaatkan karunia Tuhan yang telah demikian maha pengasih dan maha pemurah dengan memberikan kelengkapan organ-organ tubuh yang tiada terukur nilainya, mencari ilmu dapat disejajarkan sebagai bentuk pengejawantahan rasa syukur terhadap penciptanya.  Panca indera yang berkonsentrasi penuh ketika menyimak sebuah buku yang menarik, cocok dan bermanfaat dengan minat pribadi menjadi motivasi untuk terus menggali dan menganalisa dengan menggunakan karunia Tuhan tersebut, bahkan ketika telah sampai kepada hasil, mencernanya dialam alur pikir, justru semakin banyak pertanyaan-pertanyaan yang kemudian timbul dan berkembang meminta jawaban-jawaban dan semakin tenggelam dan mengetahui lebih mendalam tentang suatu ilmu semakin menyadari bahwa ternyata pengetahuan itu demikian luas dan komplek, memungkinkan untuk terus mencari dan menyimak lebih dalam lagi.
Pepatah mengatakan” ilmuwan sejati bagai tanaman padi  semakin berisi butiran malah semakin merunduk”, karena menyadari ilmu yang didapatnya demikian luasnya, semakin banyak yang digalisemakin banyak pula yang belum di ketahui dirangkaian pengetahuan yang saling ada  keterkaitan satu dengan yang lainnya,  saling melengkapi didalamnya.

Memilah dan memilih minat terhadap kandungan suatu buku, terasa asyik ketika alur dan rangkaian kata dalam buku tersebut mencuri perhatian pikir dan hati sehingga menempatkan seseorang seperti mempunyai teman yang sehati, sepikiran bahkan jika tidakpun akan menimbulkan polemik jiwa dan pikir yang semakin asyik saja, untuk selanjutnya menginginkan rasa untuk mengetahui lebih mendalam dari buah karyanya untuk kemudian ketika lembar demi lembar telah dilumat habis seakan menempatkan diribagaikan merasa telah kehilangan teman yang selalu setia dekat dengan kita dan karyanya  mengendap dalam alam pikir bahkan kesadaran dari pembacanya.

Memetik ilmu sepertinya tidak dibatasi umur dan kondisi fisik, setidaknya ilmu pengetahuan dapat kita kumpulkan baik secara sadar maupun tidak sadar baik dalam format lembar-lembar kertas atau media lainnya bahkan dengan membaca alam disekitar kita pun bagaikan membaca ilmu pengetahuan yang sedemikian luas dan tidak terbatas untuk disimak, terhampar dihadapan kita dengan gratis. Patut dicermati bahwa yang paling dekat dengan kita adalah tubuh kita sendiri serta yang terhampar di lingkungan sekitar kita. Mengamati mekanisme tubuh dan fenomena alam yang terjadi disekitar kita, membaca anatomi tubuh dan mekanisme yang ada didalamnya, membaca alam yang sehari-hari nampak dalam pelupuk mata seakan tidak akan habis-habisnya untuk dicermati  menjadi sumber pengetahuan yang demikian menarik disimak.

Mencari ilmu khususnya membaca buku  tidak terbatas pada umur, kondisi fisik, bahkan kalimat bijakmengatakan “raihlah ilmu semenjak dari buaian hingga keliang lahat”, kalimat motivasi ini memberitahu dan mengingatkan kepada setiap diri, berlaku terhadap siapa saja baik yang fisiknya normal maupun yang mempunyai keterbatasan akibat tidak berfungsinya panca indera ataupun karena faktor umur, tetapi semangat untuk meraih dan menghimpun ilmu pengetahuan ternyata dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Dan ketika pengetahuan sudah terhimpun menjadi suatu kebijakan diri,  semakin berbagi kepada sesama baik verbal maupun non verbal, tulisan ataupun lisan bahkan dapat disampaikan dalam bebagai sarana dan prasarana yang beraneka ragam untuk dipilih. Pengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain ketika dibagikan ke sesama selain berdampak positiv terhadap nilai amal bahkan dapat meningkatkan keberadaan finansial, layaknya seperti mengambil dan mengumpulkanmutiara-mutuara dari dasar lautan, kemilau indahnya membuat diri berbinar dan mempunyai nilai, semakin tinggi kualitasnya semakin tinggi nilainya Semakin rajin berbagi bukannya semakin menipis kemudian hilang tak berarti didalam benak akan tetapi malah semakin berlipat semakin rinci dan semakin kaya menganeka-ragam, saling melengkapi menuju harmonisasi pikir, ilmu pengetahuan dan kebijakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda