Rabu, 15 Oktober 2014

Fenomena Keindahan Pada Aparat Berseragam




Sebuah fenomena yang nampak wajar bilamana masyarakat memandang secara berlebih terhadap remaja yang berpenampilan cantik atau tampan, masalahnya  peran utama di beberapa sinetron serta telenovela pun  banyak berhias  artis dan aktor berpenampilan demikian, apalagi jika melirik wajah artis dan aktor di dalam film atau video lagu hit baik itu beraliran Hollywood sampai  Bollywood. Artis dan aktor berwajah cantik dan tampan berpenampilan seksi  bukan saja merambah dunia bioskop atau  layar kaca, bahkan cinema yang bisa di  donwnload di situs yang menyajikan tayangan  film berbayar bahkan di Youtube sekalipun banyak dijumpai model yang berpenampilan demikian.

Kalau artis atau aktor keren sepertinya sudah tidak asing lagi, layaknya sudah merupakan hukum dagang saja, barang bagus banyak peminatnya apalagi memang berbakat di bidang seni peran dan seni penampilan. Tetapi akhir-akhir ini justru muncul fenomena baru, remaja berseragam pun ramai menjadi bidikan penggemarnya. Sudah tampak keren cantik  pula, berkulit putih mulus, berhidung mancung serta matanya yang berbinar ceria memikat bagai magnet, bertubuh langsing, tinggi semampai seperti moge (motor gede)  berstang tinggi (kata bung Indro Warkop), pokoknya mah kutilang lah (kurus, tinggi, langsing) demikian banyak orang bilang, siapapun yang melirik pasti terpesona.

Di era Internet dan jejaring sosial sekarang ini,  banyak diberitakan bahkan menjadi trending topics di media sosial mengenai beberapa penampakan gadis dan perjaka cantik dan tampan,  tubuh berbalut pakaian ketat dilengkapi atribut aparat negara melekat erat di pakaian seragamnya, seperti  halnya Polwan, kowad atau polisi pamong praja, pegawai negeri serta aparat negara lainnya yang berpenampilan aduhai pun  saat ini sedang menjadi trend menghiasi media sosial  dilengkapi kicauan ribuan  pengamat dan penggemar menyemarakan pamor aparat negara berpenampilan cantik maupun berwajah tampan yang  wah tersebut.

Tentu saja fenomena ini hanya ramai di dunia maya belaka, mudah-mudahan pada kenyataannya rekrutmen pegawai dari berbagai instansi negara dan perusahaan  swasta tetap mengedepankan standar kecakapan dan profesionalisme tanpa melulu mensyaratkan penampilan...
“Lhoo tentu saja hal ini bersifat rasis” begitulah yang di ungkapkan oleh salah satu dari sekian banyak  keponakan saya   ber inisial IWN  yang masih hangat sehangat keluar dari oven wisuda universitas, Ia ngedumel mengulas rekrutmen pegawai tanpa saya mengerti maksudnya.

“Bukan saja hanya menjungjung tinggi penampilan fisik tetapi juga melecehkan lembaga pendidikan dan pelatihan, sementara yang lainnya berjibaku menuntut ilmu dan keterampilan untuk meraih pekerjaan yang di idamkan, sebagian lagi malah lolos mulus bagai jalan tol hanya bermodalkan kondisi fisik, dimana letak keadilannya. Lho wong saya yang ber penampilan pas-pasan kapan diterimanya di instansi yang di cita-citakan.” Demikian pendapat IWN keponakan saya yang rada blak-blakan itu.

Tetapi jika keduanya melekat erat dalam sosoknya kenapa tidak, tokh tentunya akan menuai nilai plus bagi instansi ybs,  ujar saya menutup pembicaraan sebelum menghabiskan sepiring camilan serta dua gelas kopi yang disantap sepanjang diskusi ringan tersebut berlangsung.
Fenomena karyawan atau aparat berpenampilan aduhai yang sedang marak baru-baru ini mudah-mudahan hanya sebatas meramaikan suasana, bahan ngerumpi menarik ketika berkumpul ria bersama kawan atau malah lebih parah lagi, sudah mendarah daging di sebagian masyarakat  pemuja keindahan tanpa syarat, nah ini kan yang berabe.

Jaman Dulu ketika sedang kumpul-kumpul bersama kawan, berdiskusi ringan seputar penampilan yang wah perihal kecantikan dan ketampanan, baik itu hanya sekedar bernostalgia karena menpunyai sejarah kelam ketika di tolak oleh sang pacar yang cantik idamannya atau mungkin  mengumpat terhadap penampilan diri yang kondisinya malah pas-pasan bahkan tekor, selalu saja di akhir diskusi akan muncul ungkapan menghibur bahwa kecantikan dan ketampanan pada dasarnya  hanya terbatas sedalam lapisan kulit bahkan tidak sampai menembus kedalam hati dan otak. Maka semua yang berkumpul disitu akan tertawa lepas, bebas, seolah ada alibi kesunyataan yang membelanya atau malah sedang mentertawakan nasib diri mereka sendiri, entahlah hanya merekalah yang tau dan  jujur menjawabnya.

Jaman telah berubah, saat ini tidak saja kecantikan wajah hanya terbatas sedalam kulit belaka tetapi telah merambah kedalam struktur tulang yang menyangga daging, organ penting serta lapisan kulit, maka operasi bedah plastik , bedah tulang dan terapi ortopedi merupakan  jalan keluar efektif yang banyak diminati kaum berada yang ingin berpenampilan wah.

Jadi jangan heran semenjak manusia mengenal estetika dan kebudayaan, fenomena cantik dan tampan ini memang sudah kehendak alam dan naluri manusiawi untuk memujanya. Barangkali hanya  yang berpikiran jernih saja yang dapat menilai harga kemanusiaan tanpa hanya terpaku pada penampilan luar semata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda